Curhatan Presiden Ukraina di PBB: Rusia Ingin Mengubah Ukraina Menjadi Budak



KONTAN.CO.ID - PBB. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa (5/4/2022) bahwa Rusia harus bertanggung jawab penuh atas kejahatan perang paling mengerikan sejak Perang Dunia II.

Mengutip Reuters, Zelenskiy menunjukkan video pendek dari tubuh yang terbakar, berlumuran darah dan dimutilasi, termasuk anak-anak, di Irpin, Dymerka, Mariupol dan Bucha, di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh ratusan warga sipil. 

Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kemudian mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa pasukan Rusia tidak menargetkan warga sipil, menolak tuduhan pelecehan sebagai kebohongan. 


Dia mengatakan bahwa sementara Bucha berada di bawah kendali Rusia, tidak ada satu pun warga sipil yang menderita akibat kekerasan apa pun.

Zelenskiy mempertanyakan nilai Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang, yang tidak dapat mengambil tindakan apa pun atas invasi Rusia 24 Februari ke Ukraina karena Moskow memiliki hak veto, bersama dengan sesama anggota dewan tetap Amerika Serikat, Prancis, Inggris dan China.

"Kita berurusan dengan negara yang mengubah hak vetonya di Dewan Keamanan PBB menjadi hak untuk (menyebabkan) kematian," kata Zelenskiy dalam pidato video langsung dari ibukota Ukraina, Kyiv, yang mendesak reformasi badan dunia itu. 

Dia menambahkan, "Rusia ingin mengubah Ukraina menjadi budak yang diam."

Baca Juga: Putin Dituduh Lakukan Pembantaian di Ukraina, Biden Desak Pengadilan Kejahatan Perang

Rusia menegaskan, negaranya sedang melakukan operasi militer khusus yang bertujuan untuk menghancurkan infrastruktur militer Ukraina, dan menyangkal menyerang warga sipil. 

Sementara, Ukraina dan negara-negara Barat mengatakan Moskow menyerbu tanpa provokasi.

Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, China, yang telah abstain pada sebagian besar suara PBB sejak perang dimulai, "sangat terganggu" oleh gambar kematian warga sipil di Bucha. Dia menyerukan untuk melakukan verifikasi atas apa yang terjadi.

India, yang sangat bergantung pada Rusia untuk perangkat keras militer dan juga abstain pada tindakan PBB, mengutuk pembunuhan di Bucha dan menyerukan penyelidikan independen. 

Baca Juga: Putin Menyebut Sanksi Barat Memicu Krisis Pangan Global dan Lonjakan Harga Energi

“Kami tidak menembak sasaran sipil untuk menyelamatkan sebanyak mungkin warga sipil. Inilah mengapa kami tidak maju secepat yang diharapkan,” tegas Nebenzia.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie