Curiga terinfeksi virus corona, kapan waktu yang tepat melakukan tes Covid-19?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kita wajib waspada, sebab, orang yang terinfeksi Covid-19 tak selalu tampak bergejala. Sehingga dirinya sendiri maupun orang lain di sekitarnya tak akan menyadari. 

Dalam kondisi ini, penularan sangat rentan terjadi. Sebab, karena ia merasa sehat, maka berbicara dengan anggota keluarga di rumah tanpa masker atau bahkan bertemu dengan teman untuk makan siang bersama di resto. 

Seringkali, orang yang terinfeksi baru memberi kabar setelah melakukan tes dan hasilnya positif Covid-19. 


Jika sebelumnya Anda termasuk orang yang sempat melakukan kontak erat dengannya, tentu Anda juga harus melakukan tes. 

Baca Juga: Tercapainya herd immunity di Indonesia masih sangat jauh, ini penjelasannya

Rekomendasi terbaru Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah, tes Covid-19 penting dilakukan jika seseorang melakukan kontak dekat (dalam jarak 2 meter selama total 15 menit atau lebih selama periode 24 jam) dengan seseorang yang terkonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2, meski tidak ada gejala. 

Selain itu, berikut lima rekomendasi lain dari CDC, terkait siapa saja yang harus melakukan tes Covid-19. 

1. Orang yang memiliki gejala Covid-19. 

2. Orang yang divaksinasi lengkap tanpa gejala Covid-19, tidak perlu diuji setelah terpapar seseorang dengan Covid-19. 

3. Orang yang telah dites positif Covid-19 dalam 3 bulan terakhir dan pulih, tidak perlu dites setelah terpapar, selama mereka tidak mengembangkan gejala baru. 

Baca Juga: Darurat Covid-19, ini cara lengkap mencegah infeksi virus corona varian Delta

4. Orang-orang yang telah mengambil bagian dalam kegiatan yang menempatkan mereka pada risiko tinggi penularan Covid-19, karena tidak dapat menjaga jarak fisik yang diperlukan untuk menghindari paparan virus corona, seperti menghadiri pertemuan massal yang besar. Bepergian, atau berada di dalam ruangan yang ramai dan berventilasi buruk. 

5. Orang yang telah diminta atau dirujuk untuk dites oleh penyedia layanan kesehatan, atau negara bagian, suku, ikon eksternal lokal, atau departemen kesehatan teritorial mereka. 

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie