Cushman prediksi properti masih menggeliat di 2015



JAKARTA. Apa yang akan terjadi dalam pasar properti Indonesia, khususnya Jakarta di tahun ini? Dalam review dan outlook pasar properti Jakarta di tahun 2015, PT Cushman & Wakefield Indonesia memprediksi akan terjadi kenaikan signifikan dalam pasokan ruang kantor dan kawasan industri, pasokan ruang ritel yang makin langka karena kebijakan moratorium Pemda Jakarta, dan pertumbuhan kondominium yang masih kuat.

Pada umumnya di tahun 2015 akan terjadi kenaikan permintaan di semua jenis properti. Walau di tahun 2015 ini juga muncul kekhawatiran pemerintah akan jadi menerapkan PPn BM untuk pembelian kondominium di atas harga Rp 2 miliar. Pasalnya penurunan basis harga kondominium dianggap terlalu drastis karena batas harga sebelumnya Rp 10 miliar. “Ada sekitar 25% kondominium yang diluncurkan pada tahun 2015 di atas Rp 2 miliar,” terang Arief Rahardjo Head of Research & Advisory PT Cushman & Wakefield Indonesia.

Sementara untuk review kondisi pasar properti di tahun 2014, properti di Indonesia memang agak melambat. Tahun lalu negeri ini disibukkan oleh peristiwa politik besar, yaitu pemilu legislatif pemilu presiden. Akibatnya terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi dan sedikit pelemahan kurs rupiah. Menurut David Cheadle Managing Director PT Cushman & Wakefield Indonesia, pasar properti Indonesia di 2014 adalah campuran dari kondisi prediksinya, yaitu antara wait and see, business as usual, dan make hay while the sun shines.


Tapi beberapa jenis properti ternyata tetap tumbuh dengan kuat. Lihat saja pertumbuhan kondominium di tahun 2014 yang patut menjadi sorotan. Pre sale rate kondominium cukup tinggi yaitu 67,4% (terjadi penjualan 164.980 unit) atau tumbuh 10% dibandingkan tahun sebelumnya (YoY). Sementara harga kondominium di 2014 masih bisa menanjak 26%-39% (YoY).

Sementara untuk tahun 2015 nanti, diperkirakan akan ada pergeseran sorotan jenis properti yang menarik. Menurut data Cushman akan ada tambahan pasokan ruang kantor baru yang sangat besar yaitu tambahan 892.700 m2 di CBD dan 615.000 m2 di Jakarta luar kawasan CBD. “Tambahan pasokan paling besar yang pernah ada,” tambah David.  

Pada beberapa tahun sebelumnya memang terjadi pertumbuhan permintaan ruang kantor yang sangat kuat, tapi pertumbuhan suplai ruang kantor di kawasan pusat bisnis (CBD) masih sangat rendah. Di tahun 2014, occupancy rate (tingkat hunian) ruang kantor di CBD bahkan sudah mencapai  94,5%. Walau sudah padat, kenaikan harga sewa ruang kantor CBD tahun di 2014 hanya 12,6% untuk menjadi Rp 261.400 per m2 tiap bulan. Tidak sebesar kenaikan harga di tahun 2013 yang sempat menyentuh kenaikan harga 40%.

Dari sisi permintaan, permintaan lahan industri di tahun 2014 akan tumbuh pertama kali dalam 3 tahun terakhir.  Sepanjang 2014 permintaan lahan industri tumbuh 28% menjadi 289 hektare. Permintaan lahan-lahan industri ini mayoritas datang dari industri otomotif dari Jepang.

Pada tahun 2015 akan masuk suplai kawasan industri baru sebesar 500 hektare. Kawasan industri baru diperkirakan akan banyak bertumbuh di daerah Cikampek seiring rencana pengembangan tol Cikampek-Palimanan. “Akses yang baik membuat kawasan industri akan berkembang di sepanjang tol tersebut,” terang Arif.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.