Cuti bersama dipangkas, begini respons Panomara Sentrawisata (PANR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pariwisata, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) mengemukakan jika pemangkasan cuti bersama yang dilakukan Pemerintah tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja perseroan.

VP Brand and Communications Panorama Sentrawisata, AB Sadewa menjelaskan pihaknya tidak terlalu banyak mengambil porsi dari pasar domestik. "Kami ada pasar domestik, tetapi tidak signifikan pengaruhnya sebab permasalahan utamanya adalah larangan masuk beberapa negara. Kami lebih memiliki pasar yang besar di segmen outbound dibandingkan inbound," jelas AB Sadewa kepada Kontan, Rabu (2/12).

Ia melanjutkan, pada masa libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung pada akhir Oktober lalu, PANR mengklaim tidak menerima lonjakan wisatawan domestik atau pemakaian transportasinya.


Baca Juga: Hingga November, Adhi Karya (ADHI) genggam kontrak baru Rp 17,3 triliun

Ia juga menilai, saat ini keputusan masyarakat untuk pergi berlibur tidak lagi menunggu waktu khusus seperti libur panjang, sebab karena masih marak pemberlakuan sistem kerja WFH, banyak pihak memilih berlibur sembari bekerja di hari biasa. Dengan demikian, AB Sadewa berkata, pemangkasan cuti bersama tidak berpengaruh banyak pada pendapatan yang hilang.

Namun begitu, saat ini PANR melalui anak usahanya, Panorama JTB sudah membuka kembali pasar outbound ke Turki, Dubai, hingga Islandia. AB Sadewa mengatakan, saat ini respon paling positif dirasakan pada paket perjalanan ke Turki.

"Kami tidak bisa bilang peminatnya banyak ya, tetapi sambutannya positif. Rombongan yang dijadwalkan pergi sudah ada sampai Januari 2021 mendatang. Dari sini, kami menilai masyarakat masih sangat ingin berwisata dan pasar wisata masih ada," tambahnya.

Ia memastikan perjalanan dan keamanan terjaga. Pihaknya memberlakukan tes swab penumpang. Selain itu, PANR bersyukur sebab Pemerintah Turki memang membantu mendukung turis masuk dengan turut bekerjasama dengan maskapai penerbangan asal Turki.

Baca Juga: Duh, laba bersih Mustika Ratu (MRAT) turun 73% hingga kuartal III-2020

Berbeda dengan Amerika Serikat, lanjut AB Sadewa, saat ini negara tersebut juga menerima kedatangan turis. Adanya alur isolasi mandiri selama 14 hari yang harus dilalui, membuat wisatawan memilih lokasi lain. "Turki memasukkan asuransi khusus COVID19 di dalamnya ada jaminan karantina. Di sinilah kita perlu belajar menerima kembali turis untuk datang," kata dia.

Sadewa mengemukakan, tahun lalu tujuan favorit wisatawan didominasi oleh Eropa dan Asia seperti Jepang dan Korea. Pihaknya tidak bisa merinci perbedaan jumlah wisatawan yang ada, sebab jumlahnya sangatlah besar.

Selanjutnya: Ace Hardware Indonesia (ACES) tambah gerai baru di Malang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi