KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (11/11). Mengawali kiprah di BEI, harga saham DAAZ melonjak 25% ke level Rp 1.100 per saham atau mencapai level Auto Rejection Atas (ARA) hingga pukul 09:42 WIB. DAAZ menjadi emiten ke-37 yang listing di BEI pada tahun ini. Dalam penawaran umum saham perdana alias Initial Public Offering (IPO), DAAZ melepas sebanyak 300 juta saham atau mewakili sebesar 15,02% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan nilai nominal sebesar Rp 100 setiap saham.
Baca Juga: Harga IPO Saham BOAT Rp 100, Saham DAAZ Rp 880, Cek Profilnya Sebelum Beli DAAZ mematok harga penawaran sebesar Rp 880 per saham dalam masa penawaran umum. Dengan begitu, melalui IPO ini DAAZ mengantongi dana segar sebesar Rp 264 miliar. Direktur Utama Daaz Bara Lestari Mahar Atanta Sembiring mengatakan langkah IPO ini akan memperkuat daya saing perusahaan dan meningkatkan kepercayaan para pelaku kepentingan. "Dengan akses yang lebih baik ke pasar modal dan basis pemegang saham yang lebih luas, kami yakin dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar Mahar, Senin (11/11). Direktur Keuangan Daaz Bara Lestari Muljanto mengungkapkan selama masa penawaran umum pada 1 November - 7 November 2024, permintaan saham DAAZ mengalami oversubscription sebanyak 323 kali. Muljanto bilang, hasil ini mencerminkan respons positif pasar terhadap IPO DAAZ. "Kami optimistis melihat antusiasme dari para investor BEI terhadap IPO ini. Suksesnya penawaran umum ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap strategi bisnis dan potensi pertumbuhan jangka panjang DAAZ," ujar Muljanto. Baca Juga: Masuk Masa Offering IPO: DAAZ Pasang Harga Penawaran Rp 880, Newport (BOAT) Rp 100 Setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham, dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan DAAZ untuk dua keperluan utama. Pertama, sebesar 33,34% dana IPO untuk pembelian bijih nikel (98,6%) dan modal kerja yang antara lain digunakan untuk biaya tenaga kerja serta biaya logistik (1,4%). Kedua, sebesar 66,66% akan digunakan untuk pinjaman kepada perusahaan anak. Dari jumlah tersebut, 50% dialokasikan kepada PT Bara Makmur Dwitama (BMD). Kemudian 50% dialokasikan kepada PT Indo Lautan Energi (ILE).