Dafam Incar Kenaikan Okupansi Hotel Pasca Penurunan Harga Tiket Pesawat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dafam Hotel Management bersiap memanfaatkan momentum penurunan harga-harga tiket pesawat. CEO Dafam Hotel Management, Andhy Irawan berharap, tingkat keterisian kamar hotel alias okupansi Dafam bisa meningkat seiring momentum ini.

“Paling tidak (menjadi) 70%-80% sudah oke,” kata Andhy kepada Kontan.co.id, Selasa (17/1).

Seperti diketahui, harga tiket pesawat saat ini memang sudah mulai mengalami penurunan. Lewat unggahan akun resmi Twitternya, yakni @pesonaindonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mencuitkan bahwa harga tiket pesawat sudah mulai turun. 


Baca Juga: Begini Respon Pelaku Industri Perhotelan Soal Harga Tiket Pesawat yang Mulai Turun

Kemenparekraf mencontohkan, harga tiket pesawat Jakarta-Bali kini dimulai dari Rp 700 ribuan dari semula Rp 1,3 juta - Rp 3,3 jutaan. Berikutnya, harga tiket pesawat Jakarta-Surabaya dimulai dari Rp 600 ribuan dari semula Rp 1 jutaan, sementara Jakarta-Jogja dimulai dari Rp 400 ribuan dari semula Rp 800 ribu - Rp 1 jutaan.

“Harga tiket pesawat terpantau turun sejalan dengan harga avtur yang melandai. Saat ini sudah banyak harga tiket yang lebih terjangkau dibandingkan dengan beberapa bulan lalu,” tulis Kemenparekraf dalam cuitan yang diunggah 11 Januari 2023 lalu.

Baca Juga: Dafam Property (DFAM) Optimistis Target Okupansi Hotel Mencapai 75% pada Tahun 2023

Andhy percaya, penurunan harga maskapai berpotensi mendongkrak wisatawan, khususnya wisatawan domestik. Itulah sebabnya, Dafam mengincar kenaikan tingkat okupansi dari posisi saat ini yang berkisar 60%-75%.

Dafam sendiri sudah menyiapkan strategi untuk memaksimalkan peluang tersebut. “Strategi dafam adalah bekerja sama dengan maskapai penerbangan dengan ‘BPV’ atau Boarding Pass Value, artinya setiap passenger yang naik pesawat tersebut akan mendapatkan discount langsung jika stay di hotel Dafam,” tutur Andhy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .