Dafam Property tahun ini fokus menggenjot properti residensial



KONTAN.CO.ID -SEMARANG. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) fokus menggenjot lini properti residensial melalui proyek rumah bersubsidi atau FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang diperuntukkan bagi anggota TNI, ASN, dan Polri tahun ini.

Dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RPUST) DFAM yang berlangsung di Hotel Dafam Semarang, Kamis (20/6), Wijaya Dahlan selaku Direktur DFAM memaparkan proyek yang selaras dengan program Sejuta Rumah dari pemerintah, dilakukan dengan mendapatkan pasar terlebih dulu, baru selanjutnya masuk dalam tahapan pembangunan properti.

"Sejak 2013-2014 menjual perumahan tidak mudah. Biasanya habis pada biaya berjalan dan mahal. Lalu mengapa tidak berjalan dengan strategi mencari pasar terlebih dahulu, urus dokumen ke Bank, lalu baru membangun rumahnya? Strategi ini dapat memacu pengembang lokal pula. Inilah yang akan menjadi fokus pada lima tahun ke depan," tuturnya pada kesempatan ekspos publik, Kamis (20/6).


Lebih lanjut, Wijaya berkata jika proses pembangunan dapat memakan waktu lebih singkat dan biaya lebih rendah, karena proyek full financing ini ditargetkan dapat selesai dalam 12-18 bulan.

Dalam proses FLPP sendiri, pihaknya berestimasi tiga bulan pertama, pengembang dapat mengajukan MoU, lalu memasukkan administrasi daftar anggota yang terdiri dari Polri, TNI, dan ASN. Setelah itu, memproses data ke bank untuk persetujuan Kredit Pembayaran Rumah (KPR).

"Lalu tiga bulan selanjutnya mengurus land clearing atau persiapan lahan. Tiga bulan kemudian, dibangun propertinya. Lalu proses serah terima memakan waktu tiga bulan. Jadi estimasi, 12 - 18 bulan sudah selesai. Proses tidak terlalu lama dan kecepatan inilah yang kami kejar," lanjutnya.

Dari proyek ini pihaknya menargetkan mendapatkan marjin sebesar Rp 30 - Rp 40 juta per unit dari harga rumah yang dibanderol Rp 130 juta - Rp 140 juta per unit. DFAM sendiri direncanakan membangun 893 unit, dengan perkiraan 100 rumah dalam satu hektare.

Proyek pembangunan rumah bersubsidi ini berlangsung di Madiun, Jawa Timur dengan total area seluas 9,5 hektar. 6 proyek rumah bersubsidi tersebut antara lain, Green Indah Mutiara Nglames sebanyak 158 unit, Green Indah Sanika Bhayangkara, Green Indah Mutiara Maospati sebanyak 186 unit, Green Indah Mutiara Caruban, dan Madani Modern Gringsing di Batang, Jawa Tengah.

"Untuk di daerah Batang, rencananya akan kami kerjakan pada akhir 2019. Kami masih merencanakan beberapa hal karena pertimbangan lokasi yang berdekatan dengan jalur Pantura," katanya.

Menilik laporan keuangan tahun buku 2018, sektor properti residensial dan properti komersial DFAM menyumbang pemasukan kedua terbesar yakni sebanyak Rp 35,48 miliar atau 24,05% dari keseluruhan pendapatan perseroan. Lebih jauh, penjualan properti residensial meningkat signifikan pada 2018 di angka Rp 35,5 miliar dari Rp 19,6 miliar.

Hal tersebut, dikatakan Wijaya karena disokong oleh banyaknya proses serah terima di Semarang. Dengan demikian, pihaknya menargetkan pada 2019, dapat mendulang peningkatan 25,89% di penjualan properti residensial dari proyek yang dijalankan saat ini.

Sementara pada lini properti komersial, perseroan membidik target pertumbuhan revenue di angka Rp 23,2 miliar atau meningkat 15,85% di tahun 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini