Dafam Property tawarkan harga IPO berkisar Rp 110-Rp 120 per saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dafam Property Indonesia Tbk berencana menawarkan perdana saham kepada publik alias initial public offering (IPO) pada tahun ini. Perusahaan perhotelan dan properti ini baru saja melaksanakan due dilligence meeting dan public expose di Jakarta pada Kamis (29/3).

Untuk hajatan ini, Dafam Property menunjuk PT Sinarmas Sekuritas selaku penjamin pelaksana emisi efek. Dari hasil pertemuan tersebut, perusahaan berencana melepas saham dengan rentang Rp 110-Rp 120 per saham. Rencananya, Dafam akan melepas sebanyak-banyaknya 400 juta saham. Artinya, dari hajatan IPO, Dafam mengincar dana sebesar Rp 44 miliar sampai Rp 48 miliar.

Selain itu, Dafam juga menawarkan sebanyak-banyaknya 300 juta waran seri I dengan rasio 4:3 dan harga pelaksanaan waran ditetapkan pada Rp 183-Rp 150.


Datin Rashidah Mahadi, Associate Director PT Sinarmas Sekuritas menyatakan ,dengan rentang harga penawaran tersebut, telah mencerminkan price to earning ratio (PER) sebesar 21 kali. “Rentang ini sudah mencerminkan nilai wajar,” kata Datin dalam public expose di Jakarta, Kamis (29/3).

Direktur Utama PT Dafam Property Indonesia Tbk Billy Dahlan menyatakan, bisnis perhotelan dinilai masih memiliki nilai yang prospektif. Diantaranya karena banyaknya potensi pariwisata yang bisa menunjang wisatawan.

Strategi ke depan, Dafam bukan hanya ingin menyediakan room saja, namun juga beberapa fasiltas-fasilitas yang bisa juga dinikmati. “Ini akan menawarkan revenue lebih,” katanya dalam kesempatan yang sama.

Terkait market, ke depan, dia masih mengandalkan pasar dari kebutuhan korporat atau bisnis. Biasanya pasar ini bisa berkontribusi pada hari kerja atau week days. Sedangkan Dafam juga mengincar pasar pariwisata. “Marketnya 80% untuk korporate dan 20% untuk pariwisata,” lanjutnya.

Menurut Billy, bisnis hotel memerlukan banyak stakeholder. Untuk itu, dia akan mengembangkan setiap kota yang memiliki proyeksi positif. Dia ingin mengembangkan bisnis properti ke depan, salah satunya dengan melakukan joint venture (JV). “Struktur kerja akan menjadi lebih efisien,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini