KONTAN.CO.ID - Di seluruh dunia, krisis biaya hidup terus menjadi masalah utama. Menurut Worldwide Cost of Living Index, yang dijalankan oleh Economist Intelligence Unit (EIU), biaya hidup di dunia rata-rata naik 8,1%. Sebagian besar berkat perang Rusia di Ukraina dan konsekuensi jangka panjang dari pandemi.

Namun, krisis ini jauh lebih buruk di beberapa tempat daripada di tempat lain. Hal inilah yang disoroti oleh Worldwide Cost of Living Index tahun ini. Dengan mempertimbangkan perubahan harga barang sehari-hari di 172 kota di seluruh dunia, Indeks ini telah merilis peringkat kota termahal di dunia saat ini.

Melansir Time Out, kota termahal di posisi teratas adalah New York dan Singapura. New York menduduki puncak jajak pendapat untuk pertama kalinya. Sedangkan kota Tel Aviv berada di posisi ketiga, di mana kota Israel dinobatkan sebagai kota termahal di dunia dalam peringkat EIU tahun 2021.

Di ujung lain daftar, kota-kota paling murah di dunia tampaknya adalah Damaskus di Suriah, Tripoli di Libya dan ibu kota Iran, Teheran. Damaskus dan Tripoli juga dinobatkan sebagai kota paling murah dalam daftar tahun lalu.

Berikut adalah 10 kota termahal di dunia pada tahun 2022, menurut Indeks Economist Intelligence Unit (EIU):

Baca Juga: Jack Ma Terpantau Sudah Tinggal di Jepang selama 6 Bulan, Ini Kabar Terbarunya

1. New York, AS 2. Singapura, Singapura 3. Tel Aviv, Israel 4. Hongkong, Cina 5. Los Angeles, AS 6. Zürich, Swiss 7. Jenewa, Swiss 8. San Francisco, AS 9. Paris, Prancis 10. Kopenhagen, Denmark

Mengutip The Guardian, dari daftar tersebut diketahui, New York adalah kota metropolitan termahal di dunia pada tahun 2022, berbagi gelar yang tidak diinginkan dengan Singapura. Ini disebabkan oleh melonjaknya harga energi sehingga menggandakan tingkat inflasi di kota-kota besar global.  

Pemimpin tahun lalu, yakni kota Tel Aviv, turun ke posisi ketiga. Sementara Sydney menyelinap ke dalam 10 Besar dan Moskow dan St Petersberg di Rusia naik peringkat sebanyak 88 posisi karena sanksi dan harga minyak yang melambung mendorong harga lebih tinggi.

Ibukota Venezuela, Caracas, dengan kenaikan harga sebesar 132% pada tahun 2022, turun jauh dari tingkat hiperinflasi tahun 2019 sebesar lebih dari 25.000%. Akan tetapi tetap terlalu tinggi untuk dimasukkan dalam survei. 

Baca Juga: Ada Apa di Dalam Museum Perang Dingin di Berlin?

Tingkat inflasi Caracaas dengan rata-rata sebesar 8,1% dalam mata uang lokal masih merupakan yang tertinggi dalam lebih dari dua dekade survei, dan naik dari 3,5% tahun lalu dan 1,9% pada tahun 2020.

Di luar itu semua, EIU memperkirakan kenaikan biaya akan berkurang pada tahun 2023 karena suku bunga yang lebih tinggi menghilangkan beberapa tekanan permintaan dan penyumbatan rantai pasokan mulai berkurang. China mungkin tetap menjadi kartu pengganti karena kebijakan nol-Covid-nya mulai berantakan.

Kabar baiknya adalah bahwa harga mungkin mulai berkurang di beberapa negara seiring kenaikan suku bunga.

"Kecuali jika perang di Ukraina meningkat, kami memperkirakan bahwa harga komoditas untuk energi, makanan, dan pasokan seperti logam cenderung turun tajam pada tahun 2023 dibandingkan dengan level tahun 2022, meskipun kemungkinan akan tetap lebih tinggi dari level sebelumnya," kata laporan itu. 

Harga komoditas global akan meningkat lagi sebesar 6,5% pada tahun 2023, tetapi lajunya menurun dari 9,4% yang tercatat pada tahun 2022.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie