JAKARTA. Di tengah usaha Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) membenahi industri reksadana, ternyata, masih banyak manajer investasi yang bermalas-malasan. Buktinya, berdasarkan data terbaru Bapepam-LK, hingga Juni 2008 lalu, dari total 103 MI yang mengantongi izin, masih ada 13 MI yang tak mengelola dana secuil pun.Mereka yang menganggur itu antara lain adalah: PT Abacus Capital Indo, PT AM Capital Indonesia, PT Credit Suisse Investment Management Indonesia, PT Danpac Asset Management, dan PT Lippo Securities. Ada pula PT Masindo Artha Securities, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Republic Fund, Falcon Asia Resources Managemen, Asia Kapitalindo Securities, dan Brahma Capital. Selain itu, tercantum pula nama PT AIM Investment Management. Namun, 24 Juli 2008 lalu, Bapepam-LK telah mencabut izin MI milik AIM. Falcon Asia, Asia Kapitalindo, dan Brahma Capital, saat ini, telah membuat produk reksadana dan sedang menunggu izin efektif dari Bapepam-LK.Namun, ada pula MI yang belum berniat menerbitkan produk reksadana. Salah satunya adalah Abacus Capital Indo. Menurut Arif Budiman, Associate Director Abacus, penerbitan reksadana membutuhkan lebih banyak tenaga pendukung (back office). Selain itu, "Kami melihat pengelolaan discretionary fund masih memberikan keuntungan yang lebih baik," ujar Arif, Selasa (2/8).
Daftar MI Tanpa Dana Kelolaan Masih Panjang
JAKARTA. Di tengah usaha Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) membenahi industri reksadana, ternyata, masih banyak manajer investasi yang bermalas-malasan. Buktinya, berdasarkan data terbaru Bapepam-LK, hingga Juni 2008 lalu, dari total 103 MI yang mengantongi izin, masih ada 13 MI yang tak mengelola dana secuil pun.Mereka yang menganggur itu antara lain adalah: PT Abacus Capital Indo, PT AM Capital Indonesia, PT Credit Suisse Investment Management Indonesia, PT Danpac Asset Management, dan PT Lippo Securities. Ada pula PT Masindo Artha Securities, PT Optima Kharya Capital Securities, PT Republic Fund, Falcon Asia Resources Managemen, Asia Kapitalindo Securities, dan Brahma Capital. Selain itu, tercantum pula nama PT AIM Investment Management. Namun, 24 Juli 2008 lalu, Bapepam-LK telah mencabut izin MI milik AIM. Falcon Asia, Asia Kapitalindo, dan Brahma Capital, saat ini, telah membuat produk reksadana dan sedang menunggu izin efektif dari Bapepam-LK.Namun, ada pula MI yang belum berniat menerbitkan produk reksadana. Salah satunya adalah Abacus Capital Indo. Menurut Arif Budiman, Associate Director Abacus, penerbitan reksadana membutuhkan lebih banyak tenaga pendukung (back office). Selain itu, "Kami melihat pengelolaan discretionary fund masih memberikan keuntungan yang lebih baik," ujar Arif, Selasa (2/8).