Daftar Perusahaan yang Mengantre Dana Bailout Semakin Panjang



WASHINGTON. Tiga laporan yang diumumkan pada hari Selasa diperkirakan akan menggambarkan semakin buramnya potret pasar perumahan dan perekonomian Amerika Serikat (AS). Semakin dalamnya resesi yang terjadi membuat banyak perusahaan yang mengantre untuk mendapatkan dana bailout senilai US$ 700 miliar dari pemerintah.

Berikut adalah tiga laporan yang dimaksud. Pertama, Wall Street memprediksi, angka Produk Domestik Bruto (PDB) dari total produksi barang-barang dan jasa, anjlok 0,5% pada kuartal Juli hingga September. Angka tersebut sesuai dengan prediksi PDB pada bulan lalu. Namun, para ekonom memprediksi, akan ada penurunan yang lebih tajam pada kuartal periode Oktober hingga Desember mendatang.

Kedua, National Association of Realtors meramalkan penjualan rumah di AS pada bulan November akan melorot 1,6% menjadi 4,9 juta unit saja. Sedangkan yang ketiga, data dari Departemen Perdagangan menyebutkan penjualan rumah baru juga diprediksi akan melorot 3% menjadi 420.000 unit pada bulan November. Padahal, angka penjualan rumah pada Oktober hampir mendekati angka penjualan terendah dalam 18 tahun terakhir.


Beberapa pengembang seperti Centex Corp, Pulte Homes Inc dan Hovnanian Enterprises Inc saat ini tengah menghadapi masalah banyaknya properti yang belum terjual dalam satu tahun belakangan. Padahal, untuk meningkatkan angka penjualan, pihak pengembang sudah memberikan potongan harga. Namun, para pembeli masih melakukan aksi tunggu kalau-kalau ada pemberian diskon yang lebih besar lagi nantinya.

Chairman of the House Financial Services Committee Barney Frank mengatakan, saat ini ia tengah mempersiapkan peraturan yang mengatur tentang penggunaan dana bailout untuk tujuan khusus. Misalnya saja untuk mengurangi jumlah penyitaan barang jaminan dan menurunkan suku bunga kredit perumahan. Frank juga mendesak agar dana bailout US$ 700 miliar tahap dua dapat dirilis pada bulan depan, sebelum upacara inagurasi Barack Obama tanggal 20 Januari mendatang.

“Saya tidak mau menunggu sampai Obama masuk Gedung Putih. Saya rasa kita dapat melakukannya saat ini,” jelas Frank.

Nantinya, dalam peraturan ini, Frank menetapkan sejumlah persyaratan yang lebih ketat. Sebut saja mengharuskan pihak bank untuk melaporkan pinjaman yang dikucurkan pada setiap kuartal dan memperketat limit atas kompensasi para eksekutif. Banyak dari perbankan di AS sudah menerima bantuan bailout ini sebagai upaya untuk meningkatkan pengucuran kredit.

Banyak yang mengantre

Sementara itu, kelompok industri finansial saat ini juga mendesak agar pemerintah menggunakan dana bailout tersebut untuk membantu perusahaan-perusahaan besar lain yang nasibnya sedang berada di ujung tanduk. Contohnya adalah GMAC Financial Services, yang 51% sahamnya dimiliki oleh Cerberus Capital Management LP dan sisanya dimiliki General Motor. GMAC, yang menyediakan pembiayaan bagi kendaraan GM dan kredit perumahan lainnya, saat ini memang tengah menghadapi masalah keuangan.

Perusahaan lain yang juga tengah berharap mendapatkan dana bailout antara lain asosiasi pengembang real estate komersial (commercial real estate developers). Pihak asosiasi mengatakan, ribuan bangunan gedung, hotel, pusat perbelanjaan dan bangunan komersial lainnya banyak yang disita sebagai jaminan atau bangkrut jika tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Jeffrey D DeBoer, president of Real Estate Roundtable mengatakan pihaknya sudah menuliskan permohonan tertulis kepada pemerintah agar dimasukkan ke dalam program pinjaman baru senilai US$ 200 miliar yang akan digelontorkan oleh the Federal Reserve.

Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, jurubicara Departemen Keuangan Brooklyn McLaughlin mengatakan, belum ada keputusan final yang diambil atas permintaan tersebut.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie