Daging kerbau impor ancam bisnis perternak lokal



JAKARTA. Keputusan pemerintah mengimpor 10.000 ton daging kerbau dari India membuat membuat khawatir para peternak lokal. Pasalnya, daging India ini dijual dengan harga murah Rp 65.000 per kg. Kendati baru masuk 720 ton pada tahap pertama ini, tapi Perum Bulog berencana mendatangkan 70.000 ton lagi daging kerbau ini sampai akhir tahun. Tentu saja importasi daging kerbau sebanyak itu pasti membuat harga daging dalam negeri anjlok.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Tawaf Rochadi mengatakan, peternak lokal akan merugi akibat kebijakan pemerintah yang lebih memprioritaskan impor. Bila Bulog terus menerus mendatangkan daging kerbau dengan harga murah, dan masuk ke semua kota di Indonesia, maka harga daging ternak lokal jatuh dan peternak lokal akan merugi. "Kebijakan impor daging kerbau ini merupakan kematian perlahan untuk peternakan di dalam negeri," ujar Rochadi kepada KONTAN, Senin (5/9).

Rochadi menjelaskan, impor daging kerbau India berasal dari negara yang belum bebas dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah menjadikan status Indonesia sebagai negara yang bebas PMK menjadi negara yang tidak bebas PMK. Sementara itu, pemerintah juga tidak menghargai proses yang sedang berlangsung di Mahkamah Konstitusi (MK) proses uji materi (judicial review) atas pasal3 6UU No. 4L/2014 tentang Perubahan atas UU No. 18/2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan di MK.


"MK belum memutuskan tapi pemerintah sudah mengimpor, jadi pemerintah tidak menghargai proses hukum yang sedang berlangsung di MK," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini