JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tidak bosan membuat gebrakan baru. Kali ini, Dahlan berniat untuk merombak Perusahaan Umum produksi Film Negara (Perum PFN). Dalam kunjungannya ke kediaman Pak Raden atau Pak Suyadi, Dahlan Iskan mengungkapkan keinginan merestrukturisasi PFN. Dahlan menilai, kondisi PFN sudah memprihatinkan. "PFN sebagai perusahaan BUMN akan direstrukturisasi," kata Dahlan di kediaman Pak Raden Jakarta, Jumat (20/4). Untuk melakukan restrukturisasi PFN itu, Dahlan akan mengusahakan agar film-film lama milik PFN diselamatkan terlebih dahulu. Lantas film-film lama dijadikan satu dengan film-film lama yang tersimpan di arsip nasional. "Kalau film-film itu ada di bawah perusahaan BUMN, nanti kurang baik," jelasnya. Restrukturisasi PFN dilakukan karena bercermin dari kasus Pak Raden. Pencipta karakter si Unyil ini merasa tidak mendapat royalti, sejak hak paten film si Unyil dipegang oleh PFN. Pak Raden curiga ada orang-orang yang memanfaatkan hasil jerih payah kekayaan intelektualnya tersebut. Sebelumnya, konsep boneka si Unyil muncul pada tahun 1979. Ide awalnya dari Direktur PFN GI Dwipayana (Dipo) untuk menciptakan sebuah film anak-anak yang bertemakan pendidikan. Namun tidak terlepas dari unsur hiburan dan pembuatan mudah. Saat itu, Drs Suyadi yang kemudian hari dikenal sebagai Pak Raden ditugaskan membuat tokoh dan muncullah karakter si Unyil tersebut. (Didik Purwanto/Kompas.com).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dahlan Iskan bidik restrukturisasi di Perum PFN
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan tidak bosan membuat gebrakan baru. Kali ini, Dahlan berniat untuk merombak Perusahaan Umum produksi Film Negara (Perum PFN). Dalam kunjungannya ke kediaman Pak Raden atau Pak Suyadi, Dahlan Iskan mengungkapkan keinginan merestrukturisasi PFN. Dahlan menilai, kondisi PFN sudah memprihatinkan. "PFN sebagai perusahaan BUMN akan direstrukturisasi," kata Dahlan di kediaman Pak Raden Jakarta, Jumat (20/4). Untuk melakukan restrukturisasi PFN itu, Dahlan akan mengusahakan agar film-film lama milik PFN diselamatkan terlebih dahulu. Lantas film-film lama dijadikan satu dengan film-film lama yang tersimpan di arsip nasional. "Kalau film-film itu ada di bawah perusahaan BUMN, nanti kurang baik," jelasnya. Restrukturisasi PFN dilakukan karena bercermin dari kasus Pak Raden. Pencipta karakter si Unyil ini merasa tidak mendapat royalti, sejak hak paten film si Unyil dipegang oleh PFN. Pak Raden curiga ada orang-orang yang memanfaatkan hasil jerih payah kekayaan intelektualnya tersebut. Sebelumnya, konsep boneka si Unyil muncul pada tahun 1979. Ide awalnya dari Direktur PFN GI Dwipayana (Dipo) untuk menciptakan sebuah film anak-anak yang bertemakan pendidikan. Namun tidak terlepas dari unsur hiburan dan pembuatan mudah. Saat itu, Drs Suyadi yang kemudian hari dikenal sebagai Pak Raden ditugaskan membuat tokoh dan muncullah karakter si Unyil tersebut. (Didik Purwanto/Kompas.com).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News