JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengakui pembangunan kilang minyak (refinery) sudah sangat terlambat, meski sampai hari ini upaya untuk mencari investornya masih terus dilakukan. "Sudah telat (kalau bangun 2014), harusnya tahun ini," kata Dahlan ditemui usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di gedung parlemen, Jakarta, Rabu malam (18/9). Ia mengatakan, untuk membangun satu kilang minyak diperlukan setidaknya Rp 70 triliun. Idealnya harus dibangun dua kilang minyak agar ketergantungan Indonesia untuk mengolah minyak di luar negeri bisa berkurang.
Dahlan akui Indonesia telat bangun kilang minyak
JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengakui pembangunan kilang minyak (refinery) sudah sangat terlambat, meski sampai hari ini upaya untuk mencari investornya masih terus dilakukan. "Sudah telat (kalau bangun 2014), harusnya tahun ini," kata Dahlan ditemui usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, di gedung parlemen, Jakarta, Rabu malam (18/9). Ia mengatakan, untuk membangun satu kilang minyak diperlukan setidaknya Rp 70 triliun. Idealnya harus dibangun dua kilang minyak agar ketergantungan Indonesia untuk mengolah minyak di luar negeri bisa berkurang.