JAKARTA. Pengusaha media, Dahlan Iskan mensinyalir era bisnis media cetak hampir selesai di Indonesia. Dahlan yang kini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut bilang, tidak akan banyak pelaku bisnis media cetak yang mampu mempertahankan bisnisnya saat ini. Banyak hal yang menjadi pemicunya, salah satunya adalah perkembangan teknologi informasi yang kina maju. Akses informasi yang cepat melalui media internet menjadi salah satu sumber petaka bagi bisnis media cetak. “Nanti di satu kota hanya ada satu, dua atau tiga media cetak saja,” terang pemilik group bisnis Jawa Pos ini di dalam diskusi buku berjudul Dapur Media di kantor Aliansi Jurnalis Independen di Jakarta, Selasa (9/4). Selain masalah akses informasi yang kian dekat dengan pembaca, bisnis media cetak juga berhadapan dengan ongkos produksi yang mahal. Maklum, bisnis media cetak berupa koran, tabloid serta majalah bergantung dengan harga kertas yang sumber dayanya terbatas. “Khusus majalah akan mengalami masa sulit,” imbuhnya.
Dahlan Iskan: Era media cetak hampir selesai
JAKARTA. Pengusaha media, Dahlan Iskan mensinyalir era bisnis media cetak hampir selesai di Indonesia. Dahlan yang kini menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut bilang, tidak akan banyak pelaku bisnis media cetak yang mampu mempertahankan bisnisnya saat ini. Banyak hal yang menjadi pemicunya, salah satunya adalah perkembangan teknologi informasi yang kina maju. Akses informasi yang cepat melalui media internet menjadi salah satu sumber petaka bagi bisnis media cetak. “Nanti di satu kota hanya ada satu, dua atau tiga media cetak saja,” terang pemilik group bisnis Jawa Pos ini di dalam diskusi buku berjudul Dapur Media di kantor Aliansi Jurnalis Independen di Jakarta, Selasa (9/4). Selain masalah akses informasi yang kian dekat dengan pembaca, bisnis media cetak juga berhadapan dengan ongkos produksi yang mahal. Maklum, bisnis media cetak berupa koran, tabloid serta majalah bergantung dengan harga kertas yang sumber dayanya terbatas. “Khusus majalah akan mengalami masa sulit,” imbuhnya.