JAKARTA. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku masih menemukan ada BUMN yang merugi, yaitu PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS). "Ini agak tragis, saya tidak pernah mengira. DPS itu paling memprihatinkan," kata Dahlan saat acara BUMN Bersama Media di Cisarua Bogor, Minggu (9/12/2012). Menurut Dahlan, PT Dok dan Perkapalan Surabaya merugi sejak tahun 2008 lalu. Saat itu, perseroan memperoleh pesanan membuat kapal. Namun, karena telat memesan baja dan harga telanjur naik, perseroan mengalami masalah karena harga pesawat jadi melonjak. "Mereka juga tidak berhasil nego lagi soal harga dengan pemesan," tambahnya. Di satu sisi, perseroan juga mengundurkan waktu pengerjaan kapal tersebut. Apalagi waktu itu adalah krisis moneter, harga barang baku melonjak signifikan. "Sebenarnya pemesannya itu sesama BUMN juga, tetapi karena saat itu saya tidak tahu (belum menjadi Menteri BUMN), ini jadi pembelajaran bagi BUMN yang lain," tambahnya.
Dahlan: Tragis, masih ada BUMN yang merugi
JAKARTA. Menteri BUMN Dahlan Iskan mengaku masih menemukan ada BUMN yang merugi, yaitu PT Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS). "Ini agak tragis, saya tidak pernah mengira. DPS itu paling memprihatinkan," kata Dahlan saat acara BUMN Bersama Media di Cisarua Bogor, Minggu (9/12/2012). Menurut Dahlan, PT Dok dan Perkapalan Surabaya merugi sejak tahun 2008 lalu. Saat itu, perseroan memperoleh pesanan membuat kapal. Namun, karena telat memesan baja dan harga telanjur naik, perseroan mengalami masalah karena harga pesawat jadi melonjak. "Mereka juga tidak berhasil nego lagi soal harga dengan pemesan," tambahnya. Di satu sisi, perseroan juga mengundurkan waktu pengerjaan kapal tersebut. Apalagi waktu itu adalah krisis moneter, harga barang baku melonjak signifikan. "Sebenarnya pemesannya itu sesama BUMN juga, tetapi karena saat itu saya tidak tahu (belum menjadi Menteri BUMN), ini jadi pembelajaran bagi BUMN yang lain," tambahnya.