KONTAN.Co.ID-JAKARTA. PT Astra International Tbk (
ASII) angkat bicara perihal ramainya isu skandal uji keselamatan kendaraan yang menyeret salah satu anak usahanya, PT Astra Daihatsu Motor (ADM). Corporate Secretary Astra International Gita Tiffany Boer menyampaikan, ADM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur kendaraan bermotor roda empat dengan merek Daihatsu atau merek lainnya di Indonesia. Saat ini, ASII menggenggam 31,87% saham ADM, sedangkan sisa sahamnya dimiliki oleh Daihatsu Motor Co., Ltd dan Toyota Tsusho Corporation. Pihak ASII pun sudah meminta tanggapan dan masukan dari ADM terkait masalah yang terjadi belakangan ini, termasuk soal penghentian ekspor sementara yang sempat dilakukan ADM pada akhir Desember 2023 lalu.
Baca Juga: Bertemu Pemerintah, Daihatsu Pastikan Produknya Aman di Indonesia “Terkait kegiatan ekspor ADM, dampak finansial terhadap perusahaan dari penghentian sementara sebagian ekspor ADM tidak bersifat material,” tulis Gita dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (3/1). Dalam keterbukaan informasi yang terpisah, Manajemen ADM memastikan bahwa produksi dan distribusi kendaraan Daihatsu di Indonesia tetap berjalan normal. Demikian pula untuk ekspor yang telah kembali dilakukan mulai tanggal 26 Desember 2023 ke lebih dari 60 negara, setelah mendapat konfirmasi dari otoritas di negara tujuan ekspor. ADM bersama prinsipal telah memastikan bahwa semua kendaraan Daihatsu yang diproduksi, didistribusi, dan dipasarkan di Indonesia tidak memiliki masalah kualitas, keselamatan, dan memenuhi regulasi yang berlaku. “Kami berkomitmen untuk senantiasa mematuhi regulasi yang berlaku di Indonesia,” tandas Erian Krisnaring Cahyono, Wakil Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor melalui keterbukaan informasi.
Sebagai pengingat, Daihatsu Motor Co., Ltd telah mengakui adanya pelanggaran uji keselamatan yang melibatkan 64 model produksi Daihatsu di Jepang, termasuk model yang bermerek Toyota. Mengutip pemberitaan Nikkei Asia, Daihatsu telah menghentikan seluruh produksi mobilnya di Jepang tanpa batas waktu yang ditetapkan, kendati sebagian besar pengiriman mobil di Indonesia dan Malaysia telah dilanjutkan. Akibatnya, Daihatsu berpotensi menderita kerugian lebih dari 100 miliar yen seiring adanya biaya kompensasi serta biaya investigasi dan uji keamanan tambahan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .