Daikin Investasikan Rp 3,3 Triliun untuk Bangun Pabrik AC di Indonesia



KONTAN.CO.ID - CIKARANG. PT Daikin Industries Indonesia memulai pembangunan pabrik pendingin ruangan atau air conditioner (AC) di Greenland International Industrial Center (GIIC), Cikarang, Jawa Barat. Pabrik ini menelan biaya investasi sebesar US$ 220 juta atau setara Rp 3,3 triliun.

Pabrik AC milik Daikin dibangun di atas lahan seluas 204.000 meter persegi dengan kapasitas produksi penuh mencapai 1,5 juta unit per tahun. Untuk fase pertama, fasilitas produksi pabrik AC ini akan memakan lahan seluas 51.000 meter persegi.

Produksi perdana pabrik AC Daikin ditargetkan berlangsung pada Desember 2024 mendatang. Di tahun pertama, pabrik tersebut akan memproduksi sekitar 500.000 unit AC.


Yoshihiro Mineno, Senior Executive Officer Daikin Industries Limited menyampaikan, pembangun pabrik ini ditujukan untuk memperkuat posisi Daikin sebagai pemimpin pasar AC di Indonesia. Saat ini, Daikin menguasai 35,5% pangsa pasar AC di Tanah Air. Setelah pabrik tersebut beroperasi, pangsa pasar Daikin berpotensi melonjak ke level 50%.

"Kami memiliki kebijakan yakni selalu berada satu langkah di depan kompetitor. Pembangunan pabrik ini jadi salah satu upaya kami mengimplementasikan kebijakan tersebut," ungkap dia dalam konferensi pers, Jumat (2/12).

Baca Juga: Daikin Kembali Membuka Showroom Premium, Kali Ini di Alam Sutera

Pabrik AC Daikin akan mengadopsi teknologi canggih terkini seperti Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Melalui pabrik ini, Daikin hanya akan memproduksi AC inverter yang memiliki teknologi hemat listrik dengan bahan pendingin (refrigerant) R32 yang dikenal lebih ramah lingkungan. Pihak Daikin juga menargetkan AC yang diproduksi nantinya akan memiliki Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%.

Daikin akan memprioritaskan penjualan AC dari pabrik untuk pasar domestik. Pasalnya, penetrasi AC di Indonesia masih tergolong rendah, yakni hanya 10%. Potensi permintaan AC berkapasitas kecil untuk rumah tangga di Indonesia pun sangat besar. Hal ini seiring besarnya jumlah penduduk dan kondisi Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan suhu udara yang cukup panas di siang hari.

"Kami memproduksi AC yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan harganya kompetitif," imbuh Yoshihiro.

Kendati demikian, Daikin juga tetap melirik potensi ekspor produk AC. Pabrik baru Daikin nantinya juga memungkinkan perusahaan untuk mengekspor AC utamanya ke Asia Tenggara.

Sebagai catatan, Daikin telah beroperasi di Indonesia selama 52 tahun dengan menggandeng mitra PT Imora Makmur dan PT Budiman Kencana Lestari. Daikin memiliki 13 kantor cabang untuk menangani pemasaran dan layanan purna jual di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Selain Pelemahan Nilai Tukar Rupiah, Ini Kendala Bagi Industri Elektronik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat