Daimler perkirakan masalah kekurangan cip baru akan teratasi tahun 2023



KONTAN.CO.ID - MUNICH. Melonjaknya permintaan cip semikonduktor di tengah kekurangan pasokan cip diperkirakan masih akan berlangsung hingga tahun 2023. Industri otomotif masih harus berjuang mendapatkan cukup banyak cip sepanjang tahun depan meskipun kekurangannya tidak akan terlalu parah pada saat itu.

"Beberapa pemasok cip telah mengacu pada masalah struktural dengan permintaan. Ini bisa mempengaruhi 2022 dan (situasi) mungkin lebih santai pada 2023." kata CEO Daimler AG Ola Kallenius seperti dikutip Reuters, Senin (6/9).

Produsen mobil saat ini memang tengah menghadapi persaingan ketat dari industri elektronik konsumen untuk pengiriman cip yang dilanda serangkaian gangguan rantai pasokan selama pandemi.


Baca Juga: Penjualan mobil ramah lingkungan di China naik hampir tiga kali lipat

Mobil menjadi semakin bergantung pada cip untuk segala hal mulai dari manajemen komputer mesin, penghematan bahan bakar yang lebih baik hingga fitur bantuan pengemudi seperti pengereman darurat.

Kallenius mengatakan, meskipun kekurangan cip yang sedang berlangsung, Daimler berharap pasokan semikonduktor akan meningkat pada kuartal keempat.

Pada bulan Juli lalu, Daimler menyatakan akan menghabiskan dana lebih dari € 40 miliar atau setara US$ 47,5 miliar pada tahun 2030 untuk menghadapi Tesla Inc di pasar mobil listrik. Namun, pergeseran teknologi tersebut akan menyebabkan pemutusan hubungan kerja.

Menguraikan strateginya untuk masa depan mobil listrik, Daimler akan membangun delapan pabrik baterai untuk memenuhi produksi kendaraan listrik (EV) dan mulai tahun 2025 semua platform kendaraan baru hanya berupa mobil listrik.

Sementara itu, rencana perusahaan untuk melakukan spin off unit truk Daimler Trucks pada akhir tahun 2021 tetap berjalan sesuai rencana.

Selanjutnya: Produsen mobil Chery memandang pasar otomotif Indonesia sangat prospektif

Editor: Khomarul Hidayat