JAKARTA. Masalah yang datang bertubi-tubi sejak akhir tahun lalu membuat kinerja PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk tertekan. Salah satu masalah yang membuat masalah besar adalah, kebakaran di Plant 3 milik Dwi Aneka Jaya Kemasindo. Memang pabrik plant 3 tersebut terbakar tahun lalu, tetapi dampaknya dirasakan oleh manajemen Dwi Aneka Jaya Kemasindo tahun ini. Akibat kebakaran pabrik, produksi offset printing dan corrugated carton turun. Penurunan produksi langsung berimbas pada penurunan penjualan. Beruntung emiten berkode saham DAJK di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut masih bisa menorehkan penjualan dari hasil produksi di dua pabrik mereka yang lain. "Sebelum pabrik terbakar penjualan kami Rp 90 miliar per bulan, sekarang hanya Rp 10 miliar -15 miliar," kata Sekretaris Perusahaan DAJK, Dinna Afrianti kepada KONTAN Minggu (19/06).
DAJK berharap modal dari rights issue
JAKARTA. Masalah yang datang bertubi-tubi sejak akhir tahun lalu membuat kinerja PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk tertekan. Salah satu masalah yang membuat masalah besar adalah, kebakaran di Plant 3 milik Dwi Aneka Jaya Kemasindo. Memang pabrik plant 3 tersebut terbakar tahun lalu, tetapi dampaknya dirasakan oleh manajemen Dwi Aneka Jaya Kemasindo tahun ini. Akibat kebakaran pabrik, produksi offset printing dan corrugated carton turun. Penurunan produksi langsung berimbas pada penurunan penjualan. Beruntung emiten berkode saham DAJK di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut masih bisa menorehkan penjualan dari hasil produksi di dua pabrik mereka yang lain. "Sebelum pabrik terbakar penjualan kami Rp 90 miliar per bulan, sekarang hanya Rp 10 miliar -15 miliar," kata Sekretaris Perusahaan DAJK, Dinna Afrianti kepada KONTAN Minggu (19/06).