JAKARTA. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin menyambut baik jika langkah konsolidasi perbankan khususnya bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dilakukan. Menurutnya, Bank Mandiri siap dengan konsolidasi tersebut. Meski begitu, ia menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk konsolidasi perbankan kepada pemilik modal, yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Negara BUMN. Budi bilang, konsolidasi penting bagi perbankan Indonesia, lantaran negara-negara lain di Asean seperti Singapura dan Malaysia telah melakukan konsolidasi perbankan untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA sektor keuangan pada 2020 mendatang. "Perbankan Indonesia masih memiliki waktu. Mandiri mendukung merger. Kembali lagi, itu bukan keputusan eksekutif, tapi keputusan owner. Jadi memang pemerintah yang merupakan pemilik saham mayoritas kami yang akan menentukan arah konsolidasinya kemana dan seperti apa," ujar Budi di Jakarta, Rabu (15/10). Budi optimis, sebelum MEA sektor keuangan terlaksana pada 2020 mendatang, perbankan Tanah Air dapat mewujudkan langkah konsolidasi yang bertujuan untuk memperkuat permodalan dan bersaing dengan bank-bank Asean lainnya. Ia bilang, dirinya telah diminta masukan oleh Kemeneg BUMN terkait dengan konsolidasi yang baik dilakukan terhadap perbankan Tanah Air. "Konsolidasi penting untuk memperkuat modal, karena modal yang bisa menentukan besaran kredit yang bisa diberikan oleh perbankan, yang nantinya akan menentukan berapa aset yang dimiliki oleh bank. Yang penting memang konsolidasi dari modal," katanya. Budi merinci, untuk memupuk permodalan bagi bank, tidak hanya bisa didapat dari konsolidasi. Setidaknya ada tiga upaya yang bisa dilakukan, yaitu memperbesar retain earning, memperkecil dividen dan juga dengan melakukan right issue. Dengan kombinasi tiga upaya tersebut, lanjut Budi, maka hitung-hitungnya, dalam waktu kurang dari 10 tahun, modal perbankan Tanah Air bisa mengejar ketertinggalan dari posisi bank dengan modal terbesar di Asean. "Saya belum menghitung dengan pasti, tapi feeling saya dalam jangka waktu lima sampai 10 tahun, bisa mengejar ketertinggalan," katanya. "Ambisi kami pada 2020, bisa meng-encourage dari US$ 25 miliar menjadi US$ 55 miliar. Itu market cap, gabungan dari tiga upaya itu meski ada strategi yang harus dilakukan untuk memastikan agar return on equity kami ada batas minimun supaya bisa dapat multiples yang kami capai, dengan perkiraan batas minimumnya 22%-23% terkejar dalam waktu lima tahun ke depan," tambahnya lagi.
Dalam 10 tahun bank RI bisa kejar ketertinggalan
JAKARTA. Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin menyambut baik jika langkah konsolidasi perbankan khususnya bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dilakukan. Menurutnya, Bank Mandiri siap dengan konsolidasi tersebut. Meski begitu, ia menyerahkan sepenuhnya keputusan untuk konsolidasi perbankan kepada pemilik modal, yaitu pemerintah yang dalam hal ini diwakili oleh Kementerian Negara BUMN. Budi bilang, konsolidasi penting bagi perbankan Indonesia, lantaran negara-negara lain di Asean seperti Singapura dan Malaysia telah melakukan konsolidasi perbankan untuk mempersiapkan diri menghadapi MEA sektor keuangan pada 2020 mendatang. "Perbankan Indonesia masih memiliki waktu. Mandiri mendukung merger. Kembali lagi, itu bukan keputusan eksekutif, tapi keputusan owner. Jadi memang pemerintah yang merupakan pemilik saham mayoritas kami yang akan menentukan arah konsolidasinya kemana dan seperti apa," ujar Budi di Jakarta, Rabu (15/10). Budi optimis, sebelum MEA sektor keuangan terlaksana pada 2020 mendatang, perbankan Tanah Air dapat mewujudkan langkah konsolidasi yang bertujuan untuk memperkuat permodalan dan bersaing dengan bank-bank Asean lainnya. Ia bilang, dirinya telah diminta masukan oleh Kemeneg BUMN terkait dengan konsolidasi yang baik dilakukan terhadap perbankan Tanah Air. "Konsolidasi penting untuk memperkuat modal, karena modal yang bisa menentukan besaran kredit yang bisa diberikan oleh perbankan, yang nantinya akan menentukan berapa aset yang dimiliki oleh bank. Yang penting memang konsolidasi dari modal," katanya. Budi merinci, untuk memupuk permodalan bagi bank, tidak hanya bisa didapat dari konsolidasi. Setidaknya ada tiga upaya yang bisa dilakukan, yaitu memperbesar retain earning, memperkecil dividen dan juga dengan melakukan right issue. Dengan kombinasi tiga upaya tersebut, lanjut Budi, maka hitung-hitungnya, dalam waktu kurang dari 10 tahun, modal perbankan Tanah Air bisa mengejar ketertinggalan dari posisi bank dengan modal terbesar di Asean. "Saya belum menghitung dengan pasti, tapi feeling saya dalam jangka waktu lima sampai 10 tahun, bisa mengejar ketertinggalan," katanya. "Ambisi kami pada 2020, bisa meng-encourage dari US$ 25 miliar menjadi US$ 55 miliar. Itu market cap, gabungan dari tiga upaya itu meski ada strategi yang harus dilakukan untuk memastikan agar return on equity kami ada batas minimun supaya bisa dapat multiples yang kami capai, dengan perkiraan batas minimumnya 22%-23% terkejar dalam waktu lima tahun ke depan," tambahnya lagi.