Dalam 2 tahun, Rusia memulai pengembangan rudal balistik antarbenua baru



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Dalam waktu dekat, militer Rusia akan segera kedatangan rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi terbaru. Sumber di industri pertahanan Rusia mengatakan, pengembangan dimulai pada 2023-2024.

Melansir TASS, pengembangan ICBM generasi baru Rusia dengan nama Kedr akan bergulir tahun 2023-2024. Pengembangan ini ada di bawah program negara yang dicanangkan hingga 2027.

"Pekerjaan penelitian di Kedr telah dibiayai di bawah program pengadaan senjata negara saat ini, yang berlaku hingga 2027. Pengembangan teknologi akan dimulai pada 2023-2024," kata sumber itu kepada kantor berita TASS.


Menurut sumber tersebut, ICBM baru Rusia ini akan menggunakan bahan bakar padat. Kedr rencananya akan menggantikan peran pendahulunya, Yars, pada 2030 mendatang.

Kedr juga disebutkan akan tetap mengadaptasi sejumlah teknologi milik Yars, seperti modifikasi seluler berbasis silo.

Baca Juga: Ukraina laporkan penumpukan pasukan Rusia di sepanjang perbatasan, ini kata Kremlin

Kabar ini juga didukung oleh pernyataan sumber dari industri luar angkasa Rusia yang pada 1 Maret lalu mengatakan, perusahaan pertahanan Rusia telah meluncurkan pekerjaan perancangan teknik pada sistem ICBM generasi baru Kedr.

Untuk saat ini, masih belum ada konfirmasi dari Institut Teknologi Termal Moskow, pihak yang telah mengembangkan sistem rudal strategis Topol, Topol-M, dan Yars yang saat ini digunakan oleh angkatan bersenjata Rusia.

ICBM Yars yang digunakan Rusia saat ini sudah melayani negara sejak 2010. Yars memiliki bobot lebih dari 43.000 kg, panjang 23 m, dan diameter sekitar 2 m.

Sebagai sebuah ICBM, Yars memiliki jangkauan antara 11.000-12.000 km dan melesat dengan kecepatan mencapai level Mach 20, atau sekitar 24.500 km/jam.

Dengan sejumlah pembaruan yang dijanjikan, ICBM Kedr diprediksi akan memiliki jangkauan dan daya ledak yang lebih besar dari pendahulunya.

Selanjutnya: Angkatan Laut Rusia akan segera uji coba rudal hipersonik Tsirkon di Laut Barents

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News