Dalam 48 Jam, Serangan Israel di Jalur Gaza Menewaskan 120 Warga Palestina



KONTAN.CO.ID - KAIRO. Serangan militer Israel di seluruh Jalur Gaza telah menewaskan setidaknya 120 warga Palestina dalam 48 jam terakhir, menurut petugas medis Palestina pada Sabtu (23/11).

Salah satu serangan menghantam sebuah rumah sakit di utara Gaza, melukai staf medis dan merusak peralatan penting. 

Di antara korban tewas, tujuh orang berasal dari satu keluarga yang rumahnya dihantam semalam di wilayah Zeitoun, Gaza City.


Baca Juga: ICC Rilis Surat Perintah Penangkapan, Benjamin Netanyahu Tuding ICC Anti-Semit

Sisanya tewas dalam serangan terpisah di wilayah tengah dan selatan Gaza, kata pejabat kesehatan setempat. 

Serangan ini berlangsung bersamaan dengan peningkatan invasi dan pengeboman pasukan Israel di wilayah utara Gaza, yang menjadi fokus ofensif mereka sejak awal bulan lalu. 

Di Rumah Sakit Kamal Adwan, salah satu dari tiga fasilitas medis di utara Gaza yang hampir tidak berfungsi, Direktur Hussam Abu Safiya menyatakan serangan Israel tampaknya bertujuan memaksa evakuasi staf medis.

Namun, staf rumah sakit tetap bertahan meskipun situasi semakin sulit. 

Baca Juga: Amerika Tolak Surat Perintah Penangkapan PM Israel Netanyahu dari ICC

"Sejak Jumat sore hingga tengah malam, pengeboman langsung menargetkan pintu masuk area darurat dan penerimaan beberapa kali," kata Abu Safiya.

Ia menambahkan bahwa 12 staf, termasuk dokter dan perawat, terluka, serta generator listrik, jaringan oksigen, dan suplai air mengalami kerusakan parah. 

Menanggapi pernyataan Abu Safiya, militer Israel menyatakan tidak mengetahui adanya serangan di area Rumah Sakit Kamal Adwan berdasarkan tinjauan awal.

"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) melakukan segala upaya untuk menghindari bahaya bagi warga sipil," kata pernyataan tersebut. 

Israel menuduh Hamas menggunakan rumah sakit dan warga sipil sebagai tameng manusia, dan telah mempublikasikan bukti berupa video dan foto untuk mendukung klaim itu.

Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menegaskan tidak menggunakan fasilitas sipil untuk keperluan militer. 

Baca Juga: Mantan PM Israel: Surat Penangkapan Netanyahu dan Gallant sebagai Aib bagi ICC

Krisis Kemanusiaan yang Semakin Dalam 

Kampanye militer Israel selama 13 bulan terakhir telah menewaskan lebih dari 44.000 orang dan membuat hampir seluruh populasi Gaza mengungsi setidaknya satu kali, menurut pejabat Gaza. 

Perang ini diluncurkan sebagai respons atas serangan 7 Oktober 2023, ketika pejuang Hamas dan kelompok afiliasinya membunuh 1.200 orang serta menyandera lebih dari 250 orang di Israel, menurut data Israel. 

Upaya negosiasi gencatan senjata selama berbulan-bulan belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Mediator utama, Qatar, telah menangguhkan perannya hingga kedua pihak siap membuat konsesi. 

Baca Juga: ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Gallant, dan Pemimpin Hamas

Hamas menginginkan perjanjian yang mengakhiri perang, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa perang hanya akan berakhir jika Hamas sepenuhnya diberantas.   

Selanjutnya: Gibran Minta PPDB Zonasi Dihapus, Anggota DPR Layangkan Kritikan

Menarik Dibaca: Hujan Masih Turun di Banyak Daerah, Ini Prediksi Cuaca Besok (24/11) di Jawa Timur

Editor: Yudho Winarto