Dalam 5 tahun, KUR BRI tembus Rp 96,5 triliun



JAKARTA. Bank Rakyat Indonesia semakin agresif berkiprah mendorong tumbuh kembangnya usaha mikro melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Hingga April 2014, KUR BRI telah menembus Rp 96,5 triliun. Sementara porsi KUR BRI secara nasional sebesar 64,24% dari total KUR nasional.Menurut Budi Satria, Sekretaris Perusahaan BRI, total KUR yang telah disalurkan BRI dari tahun 2007 hingga April 2014 sebesar Rp 96,52 triliun. ”Jadi, KUR kita tembus Rp 96,5 triliun sampai akhir April 2014 sejak KUR diluncurkan tahun 2007,” kata Budi di Jakarta, belum lama ini. Ini berarti, sejak Januari 2014 hingga April 2014, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 9,5 triliun untuk lebih dari 700 ribu debitur. Sebab, pada akhir 2013 lalu, total KUR BRI mencapai Rp 87 triliun.Budi menerangkan, hingga akhir April 2014, BRI telah menyalurkan KUR kepada hampir 10 juta debitur. Meski cukup ekspansif, perseroan tetap berhati-hati dalam menyeleksi calon debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (non performing loan/NPL) KUR yang hanya sebesar 2,34%.

“Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan. Hasilnya, bisa terlihat NPL KUR sangat terjaga pada level yang ideal,” ujar Budi.Budi melanjutkan, porsi KUR BRI secara nasional sebesar 64,24% dari total KUR nasional yang mencapai Rp 150,3 triliun. “Adapun komposisi KUR BRI terdiri dari KUR Ritel sebesar Rp 18,442 triliun dan KUR Mikro sebesar Rp 78,080 triliun,” urai Budi.Dikatakannya, sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI masing-masing perdagangan dan bisnis kuliner mencapai 61%, disusul dengan pertanian 14,23%.Tak hanya meningkatkan ekspansi KUR, BRI juga mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari munculnya aksi migrasi ratusan ribu debitur KUR BRI ke kredit komersil BRI. “Pinjaman mereka tercatat Rp 15,429 triliun,” ucap Budi.Budi mengatakan, dengan hijrah tersebut, para bekas debitur KUR BRI akan dikenakan bunga komersil diikuti oleh persayaratan adiministrasi sesuai dengan ketentuan normal perbankan. “Ini yang kita syukuri sebab akhirnya mereka menjadi bankable dan siap mendapat pinjaman yang lebih besar dari KUR dengan syarat-syarat sesuai ketentuan. Berarti daya saing mereka meningkat,” pungkas Budi Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie