Dalam Dua Minggu Terakhir, Harga Bensin AS Terus Merosot



NEW YORK. Harga rata-rata bensin retail per galon di Amerika Serikat (AS) mengalami kemerosotan terdalam dalam dua minggu terakhir. Menurut survei Lundberg, penyebabnya adalah perlambatan ekonomi yang membuat harga minyak mentah dunia tertekan serta menurunnya permintaan warga AS akan bensin.

Survei Editor Trilby Lundberg mengatakan, harga bensin kemungkinan besar bakal kembali terpeleset mengikuti penurunan yang tak biasa pada bulan ini.

Berdasarkan survei yang dilakukan pada 7.000 pompa bensin di AS, harga rata-rata nasional bensin tanpa timbal per galonnya pada 24 Oktober lalu berkisar US$ 2,7785. Angka ini turun 53 sen per galon dalam dua minggu terakhir. 


Hal itu juga berarti, harga bensin saat ini lebih murah satu penny dibanding tahun lalu. Dan, jika dibandingkan dengan harga rekor tertingginya pada bulan Juli, harga bensin sudah turun sebesar US$ 1,33.

“Penurunan ini sangat tidak biasa. Hal ini dipicu oleh anjloknya harga minyak dunia dan semakin diperparah dengan menurunnya permintaan bensin di AS,” jelas Lundberg.

Kini, harga minyak bertengger pada posisi US$ 4 per barel. Penurunan ini lebih diakibatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi perekonomian global dibanding adanya pemangkasan kuota minyak oleh negara-negara OPEC.

Bahkan pada Jumat lalu, harga kontrak minyak jenis light crude untuk pengantaran Desember merosot ke level US$ 62,65. Ini merupakan posisi terendah sejak Mei 2007. Hasil survei itu juga menunjukkan, bahwa harga bensin rata-rata di Midwest AS merupakan yang terendah, sementara di wilayah West Coast merupakan yang tertinggi.

Harga bensin terendah sebesar US$ 2,26 per galon berada di wilayah Wichita, Kansas. Sementara harga bensin tertinggi senilai US$ 3,37 per galon adalah Alaska, Hawaii dan San Francisco. Lundberg juga melaporkan, harga solar turun 36 sen menjadi US$ 3,59 per galon dalam dua minggu terakhir.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie