JAKARTA. Tujuh anggota kelompok teroris yang ditangkap di Bima, Lamongan, Bekasi, dan Medan ternyata berasal dari tiga kelompok teroris berbeda. Fahri alias Agus yang dibekuk Densus 88 Antiteror Polri di Bekasi Utara, Jawa Barat, Rabu (11/12/2013) merupakan bagian dari kelompok Muhammad Toriq yang menjadikan sebuah rumah kontrakan di Bojonggede, Depok, Jawa Barat sebagai laboratorium pembuatan bom yang rencananya akan dikirimkan ke Poso. Tetapi bila tidak bisa dikirimkan bom-bom tersebut digunakan untuk menyerang polisi. Kelompok ini menargetkan Polres Jakarta Pusat, Markas Korps Brimob Polda Metro Jaya, dan Kedubes Myanmar. Terungkapnya kelompok tersebut setelah bom rakitan mereka meledak di Beji Depok yang memaksa Toriq menyerahkan diri kepada polisi.
Kemudian, Minggu (15/12/2013) kepolisian membekuk Raden Irwan alias Arqom di Lamongan, Jawa Timur. Irwan terlibat dalam kasus perampokan toko emas di Tambora, Jakarta Barat, pada pertengahan 2013 lalu. Arqom terlibat dalam distribusi senjata api untuk kepentingan fa'i kelompok teroris yang dipimpin Kodrat. Kodrat tewas diterjang peluru petugas saat dilakukan penangkapan di wilayah Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Setelah Arqom ditangkap, kemudian ditangkaplah Abidin di Bekasi Utara, Jawa Barat, Minggu (17/12/2013) sore. Ia terlibat dalam perampokan toko emas di Tambora Jakarta Barat. Satu hari berselang, Senin (16/12/2013) kepolisian menangkap Ruri Alexander alias Iskandar di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) ia merupakan anggota kelompok teroris Abu Roban yang memiliki tugas merekrut orang-orang untuk diikutkan dalam pelatihan teror di Sulawesi Tengah dan Selatan. Pria kelahiran 25 September 1981 tersebut , dikatakan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amarsebagai orang yang menerima dana dari hasil kejahatan atau perampokan yang dilakukan kelompok Abu Roban. "Dalam konteks ini menerima uang dari hasil kejahatan yang dilakukan kelompo Abu Roban senilai Rp 47 juta yang dalam penggunaannya berkait masalah rekrutmen orang-orang yang akan terlibat atau yang diajak untuk ikut dalam kegiatan mereka," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (17/12/2013). Selain melakukan perekrutan terhada beberapa orang yang berasal dari Bima, juga terkait perencanaan dan pelatihan kegiatan-kegiatan yang mereka persiapkan sebelum melakuka aksi teror. Aksi dari kelompok Bima ini pernah melakukan penyerangan terhadap Gubernur Sulawesi Selatan, sampai akhirnya kelompoknya dibekuk di Enrekang berikut dengan barang bukti sejumlah bom rakitan dan senjata api. "Jadi kelompok Abu Roban memberi dukungan kepada kelompok yang melakukan aktivitas yang berasal dari Bima dan Sulawesi Selatan," ujarnya. Pada hari yang sama, Senin (16/12/2013) Densus 88 Antiteror Polri pun membekuk tiga teroris di Medan mereka dibekuk di Jalan Veteran Medan ketika sedang mengendari sepeda motor. Tiga teroris yang dibekuk merupakan anggota kelompok Fadli Sadama dan penangkapannya berdasarkan pengembangan dari pengakuan Fadli Sadama.
Tiga teroris Medan yang ditangkap diantaranya Hayat, Tomas, dan Fahrul Rozi. "Keterlibatan mereka dalam perampokan di money changer jalan Brigjen Katamso bersama Fadli. Merka juga ikut menyembunyikan Fadli dalam masa pelariannya," katanya. Tiga nama tersebut terlibat dalam aksi Fai bersama Fadli Sadama dari tahun 2008 hingga 2010. Perampokan Bank Mustika, Perampokan Bank Mandiri Cabang Pardede, dan Bank CIMB Niaga Medan. "Mereka ini bagian dari kelompo Fadli Sadama juga bergabung dengan beberepa pelaku yang sudah tertangkap terlebih dahulu khususnya mereka yang terlibat dalam perampokan CIMB Niaga," katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan