Indonesia Pondasi (IDPR) fokus efisiensi dan kejar proyek baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Pondasi Raya Tbk (IDPR) mengatakan sudah dua tahun belakangan ini raihan pendapatannya meleset dari target.

Dwijanto, Corporate Secretary IDPR menjelaskan jika secara umum kondisi industri konstruksi dan properti cenderung melambat sejak tiga tahun terakhir.

"Tahun 2019 ini, IDPR menargetkan bisa meraih pendapatan Rp1 triliun. Namun saat ini, yang baru bisa didapatkan sekitar Rp 600 miliar," ujar Dwijanto di Jakarta Utara, Kamis (7/11).


Menilik laporan keuangan kuartal III 2019 perseroan, pendapatan IDPR meningkat 23,6% di angka Rp694,54 miliar dari Rp651,56 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih menurun sebesar 66,58% dari Rp31,48 miliar menjadi hanya Rp10,52 miliar.

Baca Juga: Harga mulai Rp 357 juta, Setiawan groundbreaking Apartemen The Parc SouthCity

Dwijanto menjabarkan, pendapatan paling besar pada kuartal III 2019 diterima dari proyek pembangunan pondasi apartemen, diikuti oleh proyek pembangunan pondasi gedung kantor dan mall.

Sampai September 2019, proyek pembangunan yang tengah dikerjakan IDPR berjumlah 25 proyek. Proyek pembangunan pondasi apartemen antara lain, Osaka Riverview Apartement, The Parc SouthCity, South Quarter Residence, Tokyo Riverside Apartemen Tower 5 dan 10, dan Apartemen Garden Residence.

Sementara dalam pembangunan pondasi mall dan hotel, IDPR memegang proyek Mall Indramayu, Mega Kuningan, Bekasi Mixed Use Development, dan Prime Park Hotel Lombok.

Dari segi pondasi infrastruktur IDPR mengerjakan proyek Mitra 10 Kalimalang, Jalan Tol Bogor - Ringrosa Seksi 3A, Terminal Terpadu Depok, Simpang Susun Sentul, Jalan Tol Balikpapan, dan Canary Serpong. "Kami juga membangun gedung Bank Mandiri di BSD, lalu gedung IKEA di Jakarta dan Parahyangan," lanjut Dwijanto.

Baca Juga: Saham-saham sektor konstruksi berpeluang menguat di semester II

Ia menambahkan, pihaknya mencoba tetap optimis mengejar target dengan melakukan efisiensi, gencar mencari proyek baru, serta mengebut pengerjaan proyek.

Adapun sampai kuartal III 2019, modal kerja (capex) hampir terserap 100%. Dari alokasi dana yang disiapkan sebesar Rp75 miliar, pihaknya menggelontorkan dana untuk pembelian alat, spare part, dan persiapan untuk pembangunan kecil.

Dwijantor berkata capex yang disiapkan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu, yakni sekitar Rp150 miliar. "Harapannya tahun depan bisa lebih baik tentu saja. Kami juga sedang membidik beberapa proyek, namun belum dapat dibuka karena sedang tender saat ini," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .