JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit kembali anjlok ke level terendahnya. Hingga pukul 11.30 hari ini (22/10), harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) kembali anjlok ke level US$ 451,63 per ton. Itu artinya, dalam waktu tiga hari sejak awal pekan (13/10), harga CPO sudah anjlok hingga 6,88% dari posisi harga Senin di US$ 482,68 per ton. Penurunan ini mengikuti kemerosotan harga minyak dunia yang sempat mencium level terendah di US$ 69,51 per barel. Asal tahu saja, harga minyak dunia pun kini sudah turun tajam 6,9% dari posisinya pada Senin lalu yang bertengger pada posisi US$ 74,25 per barel.Pengamat pasar modal Mastono Ali menilai, turunnya harga minyak lebih disebabkan karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah mata uang dunia. Penguatan itu sendiri terjadi akibat aksi Pemerintah AS yang berencana meluncurkan bailout tahap dua. "Investor yang tadinya investasi di minyak sebagai inflation hedge, akhirnya memutuskan untuk menjual holding di oil," jelas Mastono.Sementara itu, lanjutnya, kenaikan harga CPO kali ini lebih disebabkan oleh turunnya permintaan minyak kelapa sawit. Padahal saat ini, ketersediaan CPO justru berlebih. Mastono bilang, permintaan dari negara konsumen CPO seperti China India, AS dan Eropa memang menurun. Sementara, pasokan dari negara produsen seperti Indonesia dan Malaysia malah berlimpah ruah. "Akibatnya, harga CPO semakin rendah saja," kata Mastono.Ia juga menilai, penurunan harga minyak dunia juga menyebabkan penurunan harga CPO. "Sebab, harga CPO umumnya turun mengikuti harga minyak karena CPO merupakan bahan bakar pengganti minyak bumi,” jelasnya. Hingga akhir tahun nanti, Martono memprediksi, harga minyak dunia akan bertengger di kisaran US$ 83 per barel. Namun kondisi pasar global yang masih fluktuatif pasti akan ikut membuat harga komoditas juga ikut turun naik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie