JAKARTA. Dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) bank pembangunan daerah (BPD) secara nasional menyusut Rp 5 triliun dalam sebulan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Bank Indonesia (BI) yang terbit Oktober 2010, di akhir Agustus 2010, DPK BPD tinggal Rp 194,37 triliun. Padahal, akhir Juli lalu, DPK BPD mencapai Rp 199,09 triliun. Penurunan paling besar terjadi pada DPK dalam rupiah. Yaitu, dari Rp 197,95 triliun menjadi Rp 193,11 triliun. Adapun dana masyarakat dalam valuta asing (valas) turun dari Rp 1,14 triliun per akhir Juli 2010 menjadi Rp 1,26 triliun di akhir Agustus 2010. Menurut Hariyono, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi BPD Seluruh Indonesia (Asbanda), penurunan seperti itu biasa terjadi lantaran dana masyarakat sebagian besar masih berasal dari pemerintah daerah (pemda). Alhasil, ketika terjadi pembayaran proyek-proyek pemda, DPK di BPD pasti melorot.
Dalam sebulan, DPK BPD melorot Rp 5 triliun
JAKARTA. Dana masyarakat alias dana pihak ketiga (DPK) bank pembangunan daerah (BPD) secara nasional menyusut Rp 5 triliun dalam sebulan. Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Bank Indonesia (BI) yang terbit Oktober 2010, di akhir Agustus 2010, DPK BPD tinggal Rp 194,37 triliun. Padahal, akhir Juli lalu, DPK BPD mencapai Rp 199,09 triliun. Penurunan paling besar terjadi pada DPK dalam rupiah. Yaitu, dari Rp 197,95 triliun menjadi Rp 193,11 triliun. Adapun dana masyarakat dalam valuta asing (valas) turun dari Rp 1,14 triliun per akhir Juli 2010 menjadi Rp 1,26 triliun di akhir Agustus 2010. Menurut Hariyono, Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Asosiasi BPD Seluruh Indonesia (Asbanda), penurunan seperti itu biasa terjadi lantaran dana masyarakat sebagian besar masih berasal dari pemerintah daerah (pemda). Alhasil, ketika terjadi pembayaran proyek-proyek pemda, DPK di BPD pasti melorot.