JAKARTA. Dalam satu hari, tiga wilayah di Indonesia diguncang gempa sebesar 5,5 skala Richter. Gempa tersebut mengguncang tenggara Seluma Bengkulu, tenggara Kab. Aceh Tengah, dan tenggara Pulau Morotai Maluku Utara. Gempa dengan magnitude 5,5 skala Richter ini, pertama kali mengguncang 46 kilometer (KM) arah tenggara Seluma-Bengkulu di kedalaman 15 Km di bawah permukaan laut. Gempa terjadi pada pagi hari pukul 06:17 waktu Indonesia bagian barat (WIB). Lokasi gempa berada di titik 4,43 lintang selatan (LS), dan 102,57 bujur timur (BT). Gempa dengan kekuatan yang sama turut mengguncang Aceh Tengah, dengan pusat gempa berada di 31 km tenggara Kabupaten Aceh Tengah. Gempa ini terjadi di kedalaman 10 km, pada siang hari pukul 13.55 WIB. "Sedangkan gempa ketiga terjadi pada pukul 15.12 WIB, dengan pusat gempa berada di 1,93 derajat lintang utara dan 128,59 derajat bujur timur. 49 km tenggara Pulau Morotai, Maluku Utara, dengan pusat kedalaman gempa 10 km," tutur Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui siaran pers tertulis yang diterima Kontan pada Senin (5/3). Menurut Sutopo, pos komando (Posko) BNPB, telah mengonfirmasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait di daerah tersebut, mengenai dampak yang ditimbulkan oleh gempa. Secara umum gempa dirasakan lemah oleh masyarakat setempat. Sutopo menambahkan, di Bengkulu, intensitas gempa dirasakan lemah oleh masyarakat di Kepahiyang. Untuk gempa yang mengguncang Kabupaten Aceh Tengah, masyarakat juga merasakan gempa lemah di sekitar Banda Aceh, Meulaboh dan Lhokseumawe. Masyarakat di Kabupaten Morotai Maluku Utara masyarakat merasakan guncangan gempa yang lemah. "Seluruh gempa tidak berpotensi mengakibatkan tsunami. Aktivitas masyarakat juga berjalan normal," imbuhnya. Terkait dengan gempa tersebut, masyarakat diimbau untuk terus menerus kewaspadaannya. Gempa bumi, lanjut Sutopo, bersifat tiba-tiba dan tidak memberikan tanda-tanda akan terjadinya gempa bumi. Tatanan geologi wilayah Indonesia yang kompleks menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki bahaya gempa sangat tinggi. "Untuk itu kesiapsiagaan adalah keniscayaan, karena bencana terjadi saat kita tidak siap," tandasnya.
Dalam sehari gempa guncang 3 wilayah RI
JAKARTA. Dalam satu hari, tiga wilayah di Indonesia diguncang gempa sebesar 5,5 skala Richter. Gempa tersebut mengguncang tenggara Seluma Bengkulu, tenggara Kab. Aceh Tengah, dan tenggara Pulau Morotai Maluku Utara. Gempa dengan magnitude 5,5 skala Richter ini, pertama kali mengguncang 46 kilometer (KM) arah tenggara Seluma-Bengkulu di kedalaman 15 Km di bawah permukaan laut. Gempa terjadi pada pagi hari pukul 06:17 waktu Indonesia bagian barat (WIB). Lokasi gempa berada di titik 4,43 lintang selatan (LS), dan 102,57 bujur timur (BT). Gempa dengan kekuatan yang sama turut mengguncang Aceh Tengah, dengan pusat gempa berada di 31 km tenggara Kabupaten Aceh Tengah. Gempa ini terjadi di kedalaman 10 km, pada siang hari pukul 13.55 WIB. "Sedangkan gempa ketiga terjadi pada pukul 15.12 WIB, dengan pusat gempa berada di 1,93 derajat lintang utara dan 128,59 derajat bujur timur. 49 km tenggara Pulau Morotai, Maluku Utara, dengan pusat kedalaman gempa 10 km," tutur Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui siaran pers tertulis yang diterima Kontan pada Senin (5/3). Menurut Sutopo, pos komando (Posko) BNPB, telah mengonfirmasi kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan instansi terkait di daerah tersebut, mengenai dampak yang ditimbulkan oleh gempa. Secara umum gempa dirasakan lemah oleh masyarakat setempat. Sutopo menambahkan, di Bengkulu, intensitas gempa dirasakan lemah oleh masyarakat di Kepahiyang. Untuk gempa yang mengguncang Kabupaten Aceh Tengah, masyarakat juga merasakan gempa lemah di sekitar Banda Aceh, Meulaboh dan Lhokseumawe. Masyarakat di Kabupaten Morotai Maluku Utara masyarakat merasakan guncangan gempa yang lemah. "Seluruh gempa tidak berpotensi mengakibatkan tsunami. Aktivitas masyarakat juga berjalan normal," imbuhnya. Terkait dengan gempa tersebut, masyarakat diimbau untuk terus menerus kewaspadaannya. Gempa bumi, lanjut Sutopo, bersifat tiba-tiba dan tidak memberikan tanda-tanda akan terjadinya gempa bumi. Tatanan geologi wilayah Indonesia yang kompleks menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki bahaya gempa sangat tinggi. "Untuk itu kesiapsiagaan adalah keniscayaan, karena bencana terjadi saat kita tidak siap," tandasnya.