Dalam seminggu, harga tembaga merosot 2,1%



MOSKOW. Kejatuhan harga tembaga terus berlanjut setelah muncul kekhawatiran penurunan permintaan logam dari China, konsumen logam terbesar di dunia. Kejatuhan harga logam ini merupakan yang ketiga kalinya dalam seminggu terakhir. Fluktuasi harga tembaga ini dipicu dari aksi China untuk membatasi spekulasi di pasar komoditas dan menjaga inflasi negara tersebut.Tingkat suku bunga di China mengalami kenaikan tertinggi hampir dalam dua bulan, sebagai respon kebijakan Pemerintah China untuk menaikkan bunga pinjaman. Shanghai Futures Exchange akan meningkatkan margin untuk beberapa komoditas logam seperti emas, tembaga dan alumunium setelah penutupan pasar 29 November 2010 mendatang.Laporan Comerzbank menyebutkan, selain kekhawatiran tentang kemungkinan pengetatan moneter di China, faktor utama lainnya adalah meningkatnya keengganan risiko, penguatan dollar AS dan kenaikan margin pada Shanghai Future Equity. Harga tembaga melorot 0,1% pada kontrak pengiriman Maret menjadi US$ 3,76 per pon pada pukul 13:23 waktu setempat di pasar Comex New York. Harga tembaga telah turun 2,1% dalam seminggu, setelah melemah 2,7% dalam dua minggu sebelumnya. "Tembaga kemungkinan akan diperdagangkan di kisaran harga US$ 3,70 pada akhir tahun, sebagai respon dari rencana peningkatan margin komoditas China," kata Phil Streible, senior strategist Lind-Waldock, pialang di Chicago. Tembaga untuk pengiriman tiga bulan anjlok 1,2% menjadi US$ 8,24 per ton di pasar London Metal Exchange. Seng,timah, timbal, alumunium dan nikel juga anjlok di pasar London Metal Exchange. Rizki Caturini, Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini