GENEWA. Bursa saham Eropa juga mengalami penurunan hebat sepanjang pekan ini. Bahkan penurunannya merupakan yang terbesar sejak November 2008. Penyebabnya, kecemasan mengenai perlambatan ekonomi AS kian menjadi-jadi. Jika dihitung, sepanjang minggu ini, Stoxx 600 Europe Index terjun bebas 9,9% menjadi 238,88. Ini merupakan level terendah dalam 13 bulan terakhir. Selain itu, indeks acuan saham di Eropa ini juga sudah anjlok 18% dari posisi tertingginya tahun ini pada 17 Febuari lalu. Sejumlah saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Eropa di antaranya: Royal Bank of Scotland Group Plc dan Intesa Sanpaolo SpA yang memimpin penurunan di sektor perbankan. Selain itu, Veolia Environnement SA turun 29%. "Ketakutan akan penyebaran krisis utang Eropa ke Spanyol dan Italia semakin diperburuk dengan masalah utang AS. Dalam beberapa hari terakhir, data mengenai perekonomian global juga tidak lebih baik. Jika data tetap saja negatif, pasar akan terus jatuh," urai Karim Bertoni, analis Banque SYZ & Co di Genewa. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dalam sepekan, bursa saham Eropa kehilangan tenaga nyaris 10%
GENEWA. Bursa saham Eropa juga mengalami penurunan hebat sepanjang pekan ini. Bahkan penurunannya merupakan yang terbesar sejak November 2008. Penyebabnya, kecemasan mengenai perlambatan ekonomi AS kian menjadi-jadi. Jika dihitung, sepanjang minggu ini, Stoxx 600 Europe Index terjun bebas 9,9% menjadi 238,88. Ini merupakan level terendah dalam 13 bulan terakhir. Selain itu, indeks acuan saham di Eropa ini juga sudah anjlok 18% dari posisi tertingginya tahun ini pada 17 Febuari lalu. Sejumlah saham yang mempengaruhi pergerakan bursa Eropa di antaranya: Royal Bank of Scotland Group Plc dan Intesa Sanpaolo SpA yang memimpin penurunan di sektor perbankan. Selain itu, Veolia Environnement SA turun 29%. "Ketakutan akan penyebaran krisis utang Eropa ke Spanyol dan Italia semakin diperburuk dengan masalah utang AS. Dalam beberapa hari terakhir, data mengenai perekonomian global juga tidak lebih baik. Jika data tetap saja negatif, pasar akan terus jatuh," urai Karim Bertoni, analis Banque SYZ & Co di Genewa. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News