Dalam Tren Menanjak, Harga Bitcoin Bisa US$ 200.000 di Tengah Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin masih dalam tren menanjak sejak 24 Januari lalu. Perusahaan riset FSInsight memperkirakan, harga Bitcoin bisa mencapai US$ 200.000 pada paruh kedua tahun ini.

Mengacu data CoinMarketCap pada Senin (7/2), harga Bitcoin menyentuh US$ 43.000, level yang tak pernah terlihat sejak 21 Januari lalu.

Pada pukul 21.44 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 43.205,63 atau naik 4,05% dalam 24 jam terakhir. Harga mata uang kripto tertua di dunia ini melonjak selama satu pekan 15,43%.


Menurut  FSInsight, Bitcoin menjadi semakin berkorelasi dengan saham menjelang akhir kuartal keempat tahun lalu, dan jatuh ketika dihadapkan dengan prospek pengetatan bank sentral

Korelasi menjadi lebih jelas dengan Bitcoin dan pasar kripto dengan saham teknologi karena “pasar modal lama memasuki flip,” kata Sean Farrell, Head of Digital Asset Strategy FSInsight, dalam catatan berjudul Aset Digital di Dunia Pasca-Siklus, seperti dikutip CoinDesk.

Baca Juga: Harga Bitcoin Terus Reli Sejak 24 Januari, Bisa Tembus US$ 50.000?

Baca Juga: Harga Shiba Inu Melompat Tinggi 24%, Pimpin Kenaikan Pasar Kripto

Namun, Bitcoin masih raja, menurut Farrell, dan harga mata uang kripto terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar ini bisa mencapai US$ 200.000 pada paruh kedua tahun ini, menyusul awal yang berombak.

FSInsight menambahkan, keuangan terdesentralisasi (DeFi), non-fungible token (NFT), dan aplikasi Web 3 lainnya telah mendorong pertumbuhan besar-besaran jaringan Ethereum.

Harga Ethereum, FSInsight memperkirakan, bisa mencapai US$ 12.000 pada tahun ini.

"Ada optimisme seputar transisi Ethereum ke proof-of-stake pada 2022, yang jika itu terjadi, kemungkinan akan menghasilkan arus masuk modal terlepas dari kinerja Bitcoin," sebut Farrel.

Harga Ethereum pada pukul 21.45 WIB bertengger di US$ 3.110,66 atau naik 3,69% dibanding posisi 24 jam sebelumnya dan melesat 20,96% dalam satu pekan terakhir.

Editor: S.S. Kurniawan