Dampak Boikot Masih Terasa, Simak Rekomendasi Saham Emiten Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Aksi boikot terhadap produk-produk Israel semakin menunjukkan dampaknya yang nyata, terutama bagi bisnis-bisnis tertentu yang terkait. 

Banyak emiten mengalami penurunan bisnis akibat boikot ini, karena produk-produk yang terkena dampak merupakan bagian dari merek-merek global yang berafiliasi dengan Israel.  

Diantaranya adalah Unilever, Starbucks, KFC, dan Pizza Hut. Meskipun para emiten tersebut memberikan klarifikasi mengenai posisi mereka terhadap konflik Israel-Palestina, penjualan mereka terdampak signifikan. 


Baca Juga: Kinerja Merosot Terseret Sentimen Boikot, Simak Rekomendasi Saham Berikut Ini

Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), Benjie Yap, mengakui bahwa penjualan domestik Unilever terdampak pada kuartal IV-2023, terutama pada bulan November dan Desember. Penjualan dan laba UNVR secara keseluruhan mengalami penurunan secara tahunan.

Andhika Audrey, analis dari Panin Sekuritas, menyoroti bahwa aksi boikot ini semakin memperberat situasi UNVR yang sebelumnya sudah tertekan oleh perubahan perilaku konsumen yang cenderung beralih ke produk yang lebih murah. Hal ini telah menekan kinerja UNVR sebelumnya.

 
UNVR Chart by TradingView

Selain UNVR, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) juga mengalami pelemahan pada kuartal IV-2023. MAPI memegang banyak lisensi merek barang konsumsi global. 

Andhika menyatakan bahwa aksi boikot memiliki andil dalam pelemahan penjualan MAPI pada periode tersebut. Namun, MAPI memiliki diversifikasi bisnis yang lebih baik, sehingga mampu meredam dampak boikot tersebut.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Masih Lemah, Analis Pangkas Target Harga UNVR

Namun, tidak semua emiten memiliki keberuntungan yang sama. PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mengalami penurunan yang lebih signifikan, terutama karena lonjakan beban bahan baku.

Meskipun demikian, Abdul Azis Setyo Wibowo, seorang analis dari Kiwoom Sekuritas Indonesia, menilai bahwa MAPI masih layak untuk dikoleksi dengan target harga yang ditetapkan di Rp 2.150. 

Andhika menambahkan bahwa dampak boikot hanya bersifat sementara dan cenderung terbatas pada kota-kota tier-2. Dia memprediksi bahwa MAPI masih memiliki prospek yang baik dengan target harga di Rp 2.100.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli