KONTAN.CO.ID - Rencana ekspansi yang dilakukan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) nampaknya belum memperlihatkan hasilnya di tahun ini. Masih banyaknya proyek yang terus berjalan membuat analis belum bisa melihat hasil ekspansi tersebut di tahun 2017 ini. Perluasan pabrik butadiene dan polypropelene yang sedang dilaksanakan tahun ini ditargetkan baru bisa beroperasi di kuartal II-2018 mendatang. Selain itu, pabrik polyethylene mereka diperkirakan baru akan bisa beroperasi di tahun 2020. "Sehingga TPIA masih belum memiliki peningkatan kapasitas di tahun ini," tulis Andre Suntono, analis UOB Kay Hian dalam risetnya 22 September lalu. Absennya ekspansi kapasitas pun membuat perusahaan memasang target yang konservatif di tahun ini. Hingga akhir 2017 nanti, perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9% year-on-year (yoy). Sedangkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4% yoy. Di sisi lain, margin perusahaan yang meningkat cukup signifikan di tahun 2016 lalu membuat perusahaan memprediksi bisa mempertahankan margin tersebut hingga akhir tahun ini. Namun, Andre melihat hal tersebut mendapat ancaman dari harga bahan baku mereka. "Di tahun 2016 lalu, harga minyak dan naphtha sedang rendah sehingga perusahaan bisa mencatat margin yang cukup besar. Meski begitu, tahun ini harga minyak dan naphtha mulai berangsur naik tidak seperti tahun lalu," ujar Andre. Adapun konsensus analis di Bloomberg merekomendasikan buy untuk saham TPIA dengan target harga sebesar Rp 28.124 per saham Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dampak ekspansi TPIA belum tercermin di kinerja
KONTAN.CO.ID - Rencana ekspansi yang dilakukan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) nampaknya belum memperlihatkan hasilnya di tahun ini. Masih banyaknya proyek yang terus berjalan membuat analis belum bisa melihat hasil ekspansi tersebut di tahun 2017 ini. Perluasan pabrik butadiene dan polypropelene yang sedang dilaksanakan tahun ini ditargetkan baru bisa beroperasi di kuartal II-2018 mendatang. Selain itu, pabrik polyethylene mereka diperkirakan baru akan bisa beroperasi di tahun 2020. "Sehingga TPIA masih belum memiliki peningkatan kapasitas di tahun ini," tulis Andre Suntono, analis UOB Kay Hian dalam risetnya 22 September lalu. Absennya ekspansi kapasitas pun membuat perusahaan memasang target yang konservatif di tahun ini. Hingga akhir 2017 nanti, perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 9% year-on-year (yoy). Sedangkan pertumbuhan pendapatan sebesar 4% yoy. Di sisi lain, margin perusahaan yang meningkat cukup signifikan di tahun 2016 lalu membuat perusahaan memprediksi bisa mempertahankan margin tersebut hingga akhir tahun ini. Namun, Andre melihat hal tersebut mendapat ancaman dari harga bahan baku mereka. "Di tahun 2016 lalu, harga minyak dan naphtha sedang rendah sehingga perusahaan bisa mencatat margin yang cukup besar. Meski begitu, tahun ini harga minyak dan naphtha mulai berangsur naik tidak seperti tahun lalu," ujar Andre. Adapun konsensus analis di Bloomberg merekomendasikan buy untuk saham TPIA dengan target harga sebesar Rp 28.124 per saham Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News