Dampak El Nino Masih Terasa, BISI Optimistis Kinerja Tetap Tumbuh pada 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bisi International Tbk (BISI) berharap mampu meningkatkan kinerjanya pada tahun 2024 kendati masih dibayangi oleh sentimen fenomena El-Nino.

Direktur Utama Bisi International, Agus Saputra Wijaya, menyampaikan, pihaknya cukup terdampak oleh cuaca ekstrim akibat El-Nino yang terjadi pada awal sampai pertengahan tahun 2023.

Produksi benih jagung dan holtikultura BISI menjadi tidak maksimal selama cuaca ekstrim berlangsung, seperti kemarau berkepanjangan dan hujan yang sulit terprediksi. Pada saat yang sama, cuaca ekstrim juga membuat permintaan benih dan pestisida dari para petani berkurang.


Baca Juga: Semester II-2023, Bisi International (BISI) Optimis Kinerja Bisnis Bakal Lebih Baik

Apalagi, para petani lebih fokus membenahi masalah penurunan produksi atau penundaan masa panen akibat efek El-Nino.

Kondisi tersebut cukup mempengaruhi kinerja keuangan BISI. Hingga kuartal III-2023, penjualan neto BISI tercatat sebesar Rp 1,47 triliun atau terkoreksi 20,11% secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 1,84 triliun.

Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BISI juga menyusut 25,52% YoY dari Rp 340,78 miliar per kuartal III-2022 menjadi Rp 253,82 miliar per kuartal III-2023.

“Kendala kami sepanjang 2023 adalah stok produk yang sempat terbatas dan efek El-Nino,” ujar dia, Jumat (29/12) lalu.

Kendati belum merilis laporan keuangan tahun 2023, Manajemen BISI tetap memprediksi penjualannya minimal bisa menyamai capaian tahun 2022 lalu.

Pihak BISI juga berharap mampu meraih kinerja keuangan yang lebih baik pada 2024, sekalipun El-Nino masih menjadi faktor yang dapat menghambat bisnis perusahaan ini.

Baca Juga: Kiat Triputra Agro Menahan Efek El Nino

Kekhawatiran terhadap berlanjutnya El-Nino terlihat dari kondisi di berbagai daerah Indonesia yang masih dilanda cuaca panas ekstrim saat November-Desember 2023 lalu. Padahal, lazimnya akhir tahun Indonesia sudah memasuki musim hujan.

Hal seperti ini yang membuat kelangsungan kegiatan pertanian tanaman jagung maupun holtikultura terganggu, sehingga ujung-ujungnya permintaan benih dan pestisida produksi BISI kembali seret.

 
BISI Chart by TradingView

“Kami harap cuaca di Indonesia lebih baik pada 2024 dalam artian panas dan hujannya cukup, sehingga siklus pertanian kembali normal,” kata Agus.

BISI pun terus berikhtiar mengantisipasi dampak El-Nino yang sewaktu-waktu bisa terjadi pada masa depan. Salah satunya, BISI kini sedang melakukan riset dan pengembangan benih-benih tanaman yang lebih tahan terhadap penyakit, hama, dan perubahan cuaca yang ekstrim.

Diharapkan benih tersebut bisa dimanfaatkan para petani, sehingga masa penanaman maupun panen tetap berlangsung normal sekalipun dihadapkan dengan risiko kekeringan ataupun hujan yang tidak menentu.

Baca Juga: Harga Beras Meningkat Efek El Nino, Ini Antisipasi Pemerintah

Lebih lanjut, pada 2023 lalu BISI melakukan penambahan kapasitas produksi agrochemical di pabrik yang berada di Mojokerto, Jawa Timur melalui otomatisasi mesin.

“Kapasitas awal pabrik pestisida kami sekitar 25.000 sampai 30.000 ton per tahun, kemudian ada potensi peningkatan produksi 40%--50% berkat otomatisasi tersebut,” ungkap Agus.

Sayangnya, ia tidak membeberkan nilai investasi yang direalisasikan dari ekspansi tersebut. Terlepas dari itu, proses penambahan kapasitas pabrik pestisida BISI di Mojokerto dipastikan beres memasuki awal tahun 2024.

Di sisi lain, BISI memutuskan untuk menunda pembangunan pabrik agrochemical baru di Makassar, Sulawesi Selatan, mengingat kapasitas produksi saat ini masih mencukupi kebutuhan yang ada di pasar. “Tetapi untuk pembangunan kantor cabang dan gudang di Makassar tetap berjalan,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli