Dampak El-Nino, Pendapatan Petani Diprediksi Turun Sampai 25%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemarau panjang atau El Nino berpotensi menurunkan pendapatan petani.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas, Suharso Manoarfa menghitung, El Nino membuat pendapatan petani bisa turun 9%-25% lantaran ada penurunan produksi pertanian.

" Badan Pangan Dunia (FAO) memproyeksikan potensi penurunan produksi pertanian di Indonesia karena El Nino mencapai 1,13 juta -1,89 juta ton sehingga akan menurunkan pendapatan petani 9%-25%," kata Suharso dalam Dialog Antisipasi Dampak Perubahan Iklim, Senin (21/8).


Suharso menyebutkan, anomali cuaca ini merupakan salah satu dari dampakm perubahan iklim akibat pemanasan global. Salah satu dampaknya terhadap sektor pertanian adalah periode ulang variasi iklim menjadi lebih singkat.

"El-Nino yang mestinya terjadi setiap 3 tahun-7 tahun sekali, sekarang menjadi lebih singkat 2 tahun-5 tahun sekali," kata Suharso.

Baca Juga: Bappenas: Dampak Perubahan Iklim Berpotensi Merugikan Ekonomi Rp 544 Triliun

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak fenomena El-Nino masih akan terjadi sampai dengan Oktober 2023 mendatang. Dus, pemerintah perlu menyiapkan langkah mitigasi utamanya terkait dengan ketersediaan pangan.

Sebab, beberapa wilayah yang terkena dampak parah el-nino ini akan memicu kekeringan hingga gagal panen total di sektor pertanian.

BMKG menyebut terdapat 7 wilayah di Indonesia yang terancam kekeringan ekstrem karena dampak dari fenomena El-Nino atau kemarau panjang.

Aapun sejumlah daerah yang akan terdampak diantaranya adalah Sumatra bagian tengah hingga selatan, Riau bagian Selatan, Jambi, Lampung, Banten hingga Jawa Barat.

Baca Juga: Bulog Tetap Berusaha Realisasikan Target Impor Beras 2,3 Juta Ton Hingga Akhir Tahun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat