Dampak flu babi, harga daging babi di China kembali melonjak



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ditemukannya jenis flu babi baru di China jelas membuat masyarakat menjadi was-was. Apalagi penemuan ini terjadi di tengah masa pandemi COVID-19 yang masih ada di taraf mengkhawatirkan.

Penyebaran virus baru ini rupanya memberikan dampak langsung terhadap bisnis daging babi yang sangat besar di Tiongkok. 

Berdasarkan data yang dirilis oleh kementerian perdagangan China, harga daging babi melonjak sebesar 5,1% pada pekan lalu. Saat ini harga daging babi di pasaran menjadi sekitar 43,4 Yuan atau sekitar Rp 88 ribu per kilogram. Angka tersebut jadi yang tertinggi sejak bulan April lalu.


Di China, harga daging babi jadi salah satu patokan inflasi. Sebenarnya harga daging babi di negeri Tirai Bambu ini sudah mulai menunjukkan kenaikan sejak November 2019.

Baca Juga: Disebut G4, inilah virus flu baru dengan potensi pandemi...

Saat itu wabah flu babi di Afrika membuat pasukan daging babi ke China jadi cukup terhambat. Untungnya peternakan dalam negeri bisa cukup mengatasi masalah ketersediaan pasokan daging babi.

Sejak wabah COVID-19 menyerang, pasokan kembali terhambat. Departemen bea cukai China bahkan menghentikan pembelian dari beberapa importir setelah menemukan kasus COVID-19 pada salah satu karyawan rumah jagal di Brasil.

Mengutip Bloomberg, harga daging babi ini diperkirakan akan terus melonjak setidaknya sampai akhir bulan Agustus mendatang.

Lin Guofa, analis senior dari Bric Agriculture Group mengatakan, nilai impor akan tetap rendah selama kekhawatiran akan flu babi masih ada. Hal ini akan berakibat pada harga jual daging di kuartal keempat nanti.

Baca Juga: Corona belum rampung, virus flu baru berpotensi pandemi muncul lagi di China

Walaupun pasokan impor menurun dan harga pasaran menjadi naik, tapi sejumlah investor yang bermain di bisnis ini rupanya merasakan dampak yang cukup positif.

Saham Muyuan Foodstuff Co., perusahaan peternak babi terbesar kedua di China, mengalami kenaikan lebih dari 5% pada Selasa lalu. Angka tersebut berhasil tercatat sebagai rekor tertinggi perusahaan.

Pasokan daging babi impor pada bulan Juni ini sudah mencapai 290.000 ton. Jumlah itu jauh lebih kecil kalau dibandingkan dengan bulan Mei yang mencapai 510.000 ton. Dalam kondisi ini perusahaan peternak lokal diharapkan bisa menyediakan pasokan yang cukup meskipun harga masih akan sulit untuk ditekan.