Dampak Gempa Turki, Lebih dari 20 WNI Belum Bisa Dihubungi KBRI, Berikut Perinciannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara Turki melaporkan update dampak gempa Turki terhadap warga negara indonesia (WNI) yang ada di negara tersebut Senin (6/2).

Perkiraan Kedutaan besar, ada sekitar 500 WNI yang berada di lokasi terdampak dari gempa yang mengguncang 19 tempat dan 10 kota diantaranya terdapat tempat tinggal WNI.

Dari jumlah itu KBRI Ankara Turki mencatat lima orang belum dapat dihubungi, dan 23 WNI pekerja migran di Dyarbakir juga belum jelas keberadaannya.


KBRI menyebut sebanyak 2 orang WNI di Kota Osmaniye belum dapat dihubungi oleh pihak KBRI Turki hingga Senin (6/2) siang. Selain itu 3 Adiyaman statusnya juga belum dapat dihubungi.

Untuk WNI di kota Diyarbakir Kedutaan mengidentifikasi sebanyak 23 orang yang bekerja di Spa terapis. Namun hingga saat ini belum diketahui kabarnya dan 3 orang diantaranya berada di Plaza Hotel.

Hingga siang waktu Turki, korban tercatat di 19 lokasi gempa sebanyak  912 orang meninggal dunia dan 5.385 orang luka berat. 

Sejauh ini dari sekitar 500 WNI di sekitar lokasi, 3 orang terluka dan sudah ditangani di rumah sakit terdekat. 

KBRI terus mengaktifkan hotline perlindungan WNI di +90 532 135 22 98. 

KBRI juga membuka link khusus permintaan bantuan bagi seluruh WNI di sekitar lokasi yang terdampak gempa di:

https://docs.google.com/document/d/1OeZDXzMN4qDUZif8g4QWwBPRNyHY9Sld/edit

Senin siang ini pukul 13.24 waktu Turki terjadi gempa susulan terbaru di daerah  Elbistan, Kahramanmaras dengan kekuatan 7,6 (jarak 45 km dari lokasi pusat gempa sebelumnya). 

Belum diperoleh informasi mengenai tingkat kerusakannya. Berikut perincian jumlah WNI di beberapa kota di Turki dan status laporan terakhir kepada KBRI Ankara:

Kota Malatya

KBRI juga memberikan perincian ada 4 orang di kota Malatya yang saat ini membutuhkan pasokan 3 jaket winter, 2 boots, 4 pasang kaos kaki, 4 pasang sarung tangan, 4 selimut dan 4 pembalut. 

Selain itu ada juga kebutuhan 4 paket Sembako : mi instan, roti, biskuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan (parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin), vitamin (sudah ada stok)   Saat ni status WNI aman dan telah berada di tempat pengungsian yakni dı Gedung sekolah, masjid setempat.

Kota Kahramanmaras

KBRI Juga telah mengidentifikasi 56 WNI yang tinggal di Kota Kahramanmaras.

Di tempat ini WNI membutuhkan pasokan logistik berupa jaket winter, boots, pasang kaos kaki, sarung tangan, selimut dan pembalut

Selain itu juga dibutuhkan pasokan logistis bantuan berupa paket Sembako : mi instan, roti, biscuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan seperti parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin),vitamin sudah ada stok.

Dikota Kahramanmaras terdapat laporan 1 orang WNI mengalami patah tulang dan telah mendapatkan pengobatan di Rumah Sakit. Namun secara umum WNI ang mayoritas adalah mahasiswa dalam keadaan aman dan mengungsi di balai kota, masjid dan kampus

Kota Adana 

Kedutaan juga mengidentifikasi jumlah WNI di Adana sebanyak 53 orang. Namun tidak ada kerusakan parah di wilayah tersebut dan semua WNI dan Mahasiswa dinyatakan selamat.

Adapun jumlah WNI yang ada di kota Gaziantep sebanyak 43 orang. Kedutaan mengidentifikasi kebutuhan pasokan logistik berupa  40 jaket winter, 20 boots, 40 pasang kaos kaki, 404 sarung tangan, 20 selimut, 20 pembalut, 20 şyal kerudung

Selain itu warga juga membutuhkan pasokan 40 paket Sembako : mi instan, roti, biscuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan (parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin),vitamin (sudah ada stok)

Secara umum kondisi WNI dalam keadaan aman dan mengungsi di balai kota, masjid.

Kota Hatay 

Di Kota Hatay terdapat 45 pengungsi WNI yang membutuhkan pasokan logistik berupa jaket winter, boot, kaos kaki, sarung tangan, selimut dan pembalut

Adapun kebutuhan lain berupa pasokan paket sembako berupa mi instan, roti, biscuit, beras, air putih, gula, teh, obat-obatan (parasetamol, obat magh, hansaplast, betadin), vitamin (sudah ada stok)

Kedutaan mencatata sebanyak 2 orang terluka dan anyak warga yang mengungsi dari tempat tinggal yang rusak.

Kota Şanlırurfa

Sementara di Kota Şanlırurfa ada 4 orang WNI dan WNI atau 4 keluarga dinyatakan dalam kondisi aman, dan tidak terdampak gempa. 

Sementara terdapat 10 turis WNI yang sudah dihandle oleh tour guide.

Gempa bumi besar berkekuatan 7,9 magnitudo direvisi menjadi magnitudo 7,6 mengguncang Turki tengah dan barat laut Suriah pada Senin (6/1).

Bantuan Internasional

Sebelumnya Kantor berita Reuters melaporkan gempa gempa Turki hari ini menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan orang.

Berdasarkan laporan sementara setidaknya ada 10 orang dinyatakan meninggal dunia.

Gempa Turki menyebabkan banyak bangunan runtuh, dan memicu cairnya salu di seluruh wilayah bersalju. 

Kondisi gempa Turki ini mempersulit tim rescue untuk mencari korban selamat yang terjebak dalam puing-puing.

Gempa Turki tersebut, yang melanda di awal kegelapan pagi musim dingin, juga dirasakan hingga kawasan Siprus dan Lebanon.

"Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini dalam 40 tahun hidup saya," kata Erdem, warga kota Gaziantep, Turki, yang tinggal dekat pusat gempa Gempa Turki, yang menolak menyebutkan nama belakangnya.

"Kami terguncang paling tidak tiga kali dengan sangat kuat, seperti bayi di buaian."

Di Gaziantep Turki, Erdem juga mengatakan orang-orang telah melarikan diri dari rumah mereka yang berguncang dan terlalu takut untuk kembali.

Badan Bencana Turki menyebutkan gempa Turki menyebabkan sekitar 76 orang tewas, dan 440 terluka.

Pihak berwenang Turki telah mengirim tim penyelamat dan memasok pesawat ke daerah di sekitar kota Kahramanmaras, sambil mendeklarasikan "alarm tingkat 4" yang menyerukan bantuan internasional untuk membantu korban Gempa Turki.

Sementara menurut media pemerintah Suriah mengatakan sejumlah besar bangunan runtuh di provinsi Aleppo.

Sedangkan menurut sumber di pegawai sipil Hama mengatakan bangunan juga runtuh di sana.

Gempa gempa Turki juga terasa hingga Damaskus "Lukisan jatuh dari dinding rumah," kata Samer, warga ibu kota Damaskus. 

"Saya bangun dengan ketakutan. Sekarang kami semua berpakaian dan berdiri di depan pintu."

Orang-orang di Damaskus, dan di kota-kota Beirut dan Tripoli di Lebanon, berlari ke jalan dan pergi ke mobil mereka untuk menjauh dari gedung mereka jika mereka runtuh, kata saksi mata.

Editor: Syamsul Azhar