JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi jika harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan Rp 3.000 per liter pada November 2014 ini, keterkejutan publik atau shock-nya hanya akan terjadi sebulan. Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan dampak kenaikan akan berangsur surut setahun ke depan. “Jadi dampak langsungnya 1,7%, sementara dampak ikutannya juga sekitar 1,7%, sehingga diharapkan totalnya tidak mencapai 3,5% di November 2014. Setelah itu dampaknya tersebar dari Desember sampai November tahun depan. Puncaknya mungkin akan di November itu,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/10). Sasmito mengatakan, dampak ikutan diperkirakan terjadi pada Desember 2014. Namun, bisa juga terjadi pada Januari, atau bahkan Maret tahun depan. Sebab, menurut dia, pelaku usaha akan menyesuaikan terlebih dahulu kenaikan harga BBM terhadap besaran biaya produksi. “Tapi itu bisa saja bukan hanya di Desember tapi bisa jadi di Januari. Para pedagang dan pengusaha kan baru menyesuaikan, dia baru melihat struktur ongkosnya terasa di Januari atau mungkin malah di Februari atau Maret, bertahap juga,” jelas Sasmito. Dia menyebutkan, dampak langsung kenaikan BBM pada Desember 2014 kemungkinan hanya 0,5%. Pada bulan-bulan berikutnya, andil BBM dalam indeks harga konsumen akan berangsur turun. “Ini hanya prediksi empiris, kita melihat hostoris dari kenaikan harga BBM yang kemarin,” ujar dia. Menurut Sasmito, meskipun rencana kenaikan harga BBM sudah didengungkan sejak lama, namun hal ini tidak menyebabkan ekspektasi. Dia bilang, semua pihak sudah dalam kondisi siap. “Soal cepat enggak itu tergantung pemerintahan. Menunggu terbentuknya pemerintahan baru. Saya kira akan membantu kesehatan APBN yang bisa dialihkan ke berbagai sektor lain,” tukas Sasmito. (Bambang Priyo Jatmiko)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dampak kenaikan BBM diperkirakan hanya sebulan
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi jika harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan Rp 3.000 per liter pada November 2014 ini, keterkejutan publik atau shock-nya hanya akan terjadi sebulan. Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan dampak kenaikan akan berangsur surut setahun ke depan. “Jadi dampak langsungnya 1,7%, sementara dampak ikutannya juga sekitar 1,7%, sehingga diharapkan totalnya tidak mencapai 3,5% di November 2014. Setelah itu dampaknya tersebar dari Desember sampai November tahun depan. Puncaknya mungkin akan di November itu,” kata dia di Jakarta, Rabu (1/10). Sasmito mengatakan, dampak ikutan diperkirakan terjadi pada Desember 2014. Namun, bisa juga terjadi pada Januari, atau bahkan Maret tahun depan. Sebab, menurut dia, pelaku usaha akan menyesuaikan terlebih dahulu kenaikan harga BBM terhadap besaran biaya produksi. “Tapi itu bisa saja bukan hanya di Desember tapi bisa jadi di Januari. Para pedagang dan pengusaha kan baru menyesuaikan, dia baru melihat struktur ongkosnya terasa di Januari atau mungkin malah di Februari atau Maret, bertahap juga,” jelas Sasmito. Dia menyebutkan, dampak langsung kenaikan BBM pada Desember 2014 kemungkinan hanya 0,5%. Pada bulan-bulan berikutnya, andil BBM dalam indeks harga konsumen akan berangsur turun. “Ini hanya prediksi empiris, kita melihat hostoris dari kenaikan harga BBM yang kemarin,” ujar dia. Menurut Sasmito, meskipun rencana kenaikan harga BBM sudah didengungkan sejak lama, namun hal ini tidak menyebabkan ekspektasi. Dia bilang, semua pihak sudah dalam kondisi siap. “Soal cepat enggak itu tergantung pemerintahan. Menunggu terbentuknya pemerintahan baru. Saya kira akan membantu kesehatan APBN yang bisa dialihkan ke berbagai sektor lain,” tukas Sasmito. (Bambang Priyo Jatmiko)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News