Dampak Kenaikan Suku Bunga The Fed Terhadap Beban Pembayaran Utang Pemerintah



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), kembali mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) menjadi di kisaran 2,25%-2,5%.

Kenaikan suku bunga ini bisa berujung pada kenaikan suku bunga surat utang negara (SUN) yang membuat beban bunga utang Indonesia makin membengkak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) dalam dua bulan terakhir ini bakal mengerek imbal hasil surat utang pemerintah AS atau US Treasury. Hal ini juga bisa mengerek permintaan imbal hasil SUN.


Oleh karena itu, pihaknya akan memantau kondisi pasar dan menyesuaikan strategi pembiayaan anggaran. "Perlu diwaspadai pengaruh normalisasi kebijakan moneter global pada peningkatan cost of fund," kata Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita, Rabu (27/7).

Baca Juga: Kenaikan Suku Bunga The Fed Bisa Kerek Yield SBN, Ini Strategi Pembiayaan Pemerintah

Pemerintah, kata Sri Mulyani, sudah menyiapkan strategi lain pembiayaan melalui tang di tahun 2022. Misalnya, mengoptimalkan SUN domestik lewat burden sharing dengan Bank Indonesia (BI). Hingga Juli 2022, burden sharing itu mencapai sekitar Rp 21,87 triliun.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Luky Alfirman, memprediksi, kalau pun beban bunga naik, nilainya masih dalam koridor pagu bunga utang di APBN 2022. Pemerintah juga akan menyesuaikan target lelang SUN, global bond, serta obligasi ritel.

Analis Makroekonomi Bank Danamon Tbk Irman Faiz mengingatkan bahwa kenaikan suku bunga The Fed akan mengerek biaya utang maupun bunga obligasi pemerintah.

Baca Juga: The Fed Cukup Agresif Meningkatkan Suku Bunga, Ini yang Dikhawatirkan Sri Mulyani.

Meski begitu, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai, risiko kenaikan beban bunga utang tersebut masih bisa dikendalikan. Sebab, imbal SUN terpaut tipis dengan imbal hasil US Treasury.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto menambahkan, Kamis (28/7), spread SUN 10 tahun dengan US Treasury 448 basis poin. Angka ini turun ketimbang level 461 bps pada perdagangan Rabu (27/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli