Dampak Kerugian GOTO, Apakah Investor Modal Ventura akan Ambil Strategi Exit?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja start up yang mencatatkan kerugian terkadang berdampak pada startegi exit yang dilakukan oleh perusahaan modal ventura yang berinvestasi di dalamnya. Terlebih, jika dinilai investasi terhadap startup tersebut sudah melebihi harga belinya.

Namun, tampaknya hal tersebut belum terjadi pada modal ventura yang berinvestasi pada perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Padahal, kerugian GOTO membengkak menjadi Rp 40,4 triliun.

Salah satu modal ventura yang memiliki investasi di GOTO adalah PT Mandiri Capital Indonesia (MCI). 


Baca Juga: Bangkrutnya SVB Berpotensi Hambat Investasi Baru untuk Ekspansi Usaha Startup

Chief Investment Officer MCI Dennis Pratistha mengungkapkan kerugian GOTO saat ini belum akan membuat pihaknya keluar dari portofolio tersebut.

“Tidak semata-mata rugi langsung exit, karena kita awal investasi itu pasti sudah melihat ada path to profitability,” ujarnya kemarin (29/3).

Sementara itu, ia juga menyebutkan, sejatinya masih ada kolaborasi yang terjadi antara ekosistem GOTO dan ekosistem Bank Mandiri yang terjalin, sehingga dirasa belum waktunya exit.

Dennis mengungkapkan, saat ini investasinya di GOTO juga sudah mencatatkan keuntungan. Dimana, kala itu GOTO mengakuisisi portofolio dari MCI dengan sangat tinggi dalam mekanisme share swap.

“Jadi sekarang uang keuntungan kita aja yang disana (GOTO), cost nya sudah kita ambil ketika portofolio kita itu diakusisi,” ujarnya

Ia juga menyadari bahwa saat ini tak semua portofolionya juga sudah mencatat keuntungan. Dimana, jumlahnya masih kurang dari setengah portofolio yang dimiliki.

Less than half tapi getting to half yang sudah bisa dibilang sudah sedikit lagi mencapai keuntungan,” tambahnya.

Adapun, total nilai aset Mandiri Capital Indonesia pada 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 56,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana, asetnya mencapai Rp 5,8 triliun.

Baca Juga: Xendit dan Kemenparekraf Luncurkan Indonesia Venture Capital Database 2023

Berdasarkan historis, Dennis menyebutkan bahwa pihaknya akan keluar dari portofolio yang dimiliki jika bisnis tersebut sudah dianggap bisa berjalan dengan sendiri. Sampai saat ini, MCI baru melakukan exit terhadap 5 startup dari portofolionya.

“Exit merupakan salah satu langkah divestasi bagi modal ventura dan pasti tak terkecuali tujuan dari investasi pasti kesana,” tambahnya.

Co Founder dan Managing Partner Eat Ventures Willson Cuaca mengungkapkan, dalam semua investasi, bisnis itu harus untung. Namun, ada perbedaan bagi modal ventura dan investor lain adalah time horizon dari setiap profil investasi.

“Kami percaya keuntungan juga dapat dilihat dari sisi impact atau dampak positif yang dibaea kepada masyarakat luas,” ujarnya.

Seperti diketahui, East Ventures juga memiliki portofolio investasi di GOTO. Dimana, modal ventura ini termasuk yang paling banyak melakukan investasi sepanjang tahun lalu sebanyak 105 kesepakatan.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro mengungkapkan bahwa sejatinya justru ketika portofolio mengalami rugi, jarang sekali ada strategi exit yang dilakukan.

“Lagi rugi, memang siapa yang mau beli?,” ujar Eddi.

Menurutnya, ada beberapa indikator yang membuat modal ventura untuk melakukan exit. Misalnya, jangka waktu dari modal ventura melakukan investasi terhadap portofolionya.

“Biasanya lima sampai delapan tahun,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi