Dampak LPPF mempengaruhi IHSG, bukan pemilik saham



JAKARTA. PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akhirnya membuka informasi tentang akuisisi 40% sahamnya yang dimiliki oleh PT Multipolar Tbk (MLPL) dan Asia Color Company Limited (ACC). LPPF berhasil menggaet 222 investor dalam penawaran di harga Rp 10.850 per saham itu.Sebelum penjualan saham itu digelar, ACC mengantongi 73,25% saham atau 2.137 juta saham LPPF. Sementara, MLPL memiliki 24,9% saham atau 726,56 juta saham. Sedangkan publik memiliki 1,85% saham. Kini, pasca penjualan, ACC akan memiliki 37,7% saham dan MLPL 20,5% saham.Sedang saham yang beredar di masyarakat termasuk pemegang saham baru akan melejit mencapai 41,8% saham LPPF.

Nah, pasca akuisisi tersebut, saham grup Lippo menjadi perhatian pelaku pasar. LPPF menjadi yang paling banyak diperdagangkan dari sisi nilai alias top trading value. Selain itu, pada penutupan perdagangan hari ini, saham LPPF naik 50 poin dari harga jualnya menjadi Rp 10.900. Namun, jika dibandingkan dengan harga penutupan terakhirnya, LPPF melonjak 159%.Meski marak diperdagangkan, namun Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menyarankan agar investor memperhatikan keseluruhan valuasi LPPF jika hendak membeli saham ini dan jangan hanya berpatokan pada analisa teknikal semata.

Berdampak pada IHSGMenurutnya, penjualan saham LPPF tidak memiliki efek yang besar terhadap harga saham maupun terhadap pemilik saham. Efek yang ditimbulkan justru kepada IHSG. Sayangnya, "Efek yang diberikan kepada IHSG adalah efek jelek, karena indeks dilihat berdasarkan kapitalisasi pasar. Jika saham yang dimiliki publik tidak terlalu besar, IHSG jadi rusak," jelas Tommy.Mengapa? Tommy lantas menjelaskan, dalam kasus LPPF, pemegang saham publik sedikit. Karena itu, publik tidak dapat memperkirakan pergerakan saham, padahal saham ini merupakan saham kategori besar.Selain itu, Tommy juga menilai, saham LPPF bukan saham yang liquid, sehingga transaksi perdagangannya hanya sedikit. Namun, kenaikan harga terjadi cukup signfikan hanya dalam beberapa transaksi. Indikasi ini, lanjutnya, dapat merusak pergerakan IHSG.


"Kita sulit mengetahui arah pergerakan LPPF, karena jumlah pemegang saham publik sedikit. Hal itu dapat memangkas kepercayaan publik terhadap IHSG dalam jangka pendek," jelas Tommy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie