Dampak pembangunan infrastruktur jalan belum terasa bagi industri bus dan karoseri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tersambungnya jalan tol Trans Jawa, serta infrastruktur jalan lain di berbagai wilayah Indonesia memberikan dampak positif bagi berbagai kalangan, khususnya mobilitas masyarakat. Salah satu sektor yang kebagian angin segarnya ialah industri bus dan karoseri.

Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo) mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengembangkan jalan tol maupun non-tol. Menurut Ketua Umum Askarindo Sommy Lumadjeng, pembangunan infrastruktur jalan itu memang menjadi kesempatan investasi produk bus dan karoseri untuk didongkrak.

“Sudah banyak pihak seperti pemerintah atau perusahaan operator berlomba-lomba berinvestasi untuk membeli bus,” jelas Sommy kepada Kontan.co.id, Rabu (16/1). Namun, hingga saat ini dampak yang dirasakan bagi industri karoseri masih belum signifikan.


Ia memprediksi dampaknya akan terasa mungkin setahun lagi. Kendati begitu, ia menekankan bahwa dampak ini bersifat siklis. “Yang jelas itu suatu rangkaian. Jalan tol sudah jadi, moda transportasi dibutuhkan, lalu kebutuhan masyarakat terpenuhi, investasinya akan balik lagi dan akan lebih besar lagi,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan, Sommy mengatakan sekitar 500 pabrik bus dan karoseri lokal sudah siap dan sanggup memenuhi kebutuhan itu. “Nggak perlu siap-siap lebih, kami sih oke oke aja. Berjalan seperti biasa. Kami lagi padat karya, terus rekrut SDM, kalo kurang mesin ya beli mesin,” ungkapnya santai.

Terkait target pertumbuhan penjualan, Sommy mengaku Askarindo belum menetapkan angka pastinya. Pihaknya hanya mengikuti target dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebesar 1,1 juta kendaraan pribadi maupun kendaraan niaga yang terjual di Tanah Air tahun ini.

“Untuk sektor angkutan umum tahun ini saya prediksi akan bergairah, apalagi tahun politik. Mudah-mudahan mengurangi konsumsi kendaraan pribadi dan meningkatkan penjualan moda transportasi umum,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .