KONTAN.CO.ID - KUPANG. Rencana Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat, yang ingin menaikan tarif masuk ke kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), berdampak buruk pada aktivitas pariwisata di wilayah itu. Ketua Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Mabar (Formapp Mabar) Rafael Todowela mengatakan, banyak dampak buruk yang dirasakan langsung oleh para pelaku pariwisata dengan wacana itu. Pelaku pariwisata itu misalnya organisasi profesional yang tergabung di dalam Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat, yakni DPC ASITA Manggarai Barat, DPC HPI Manggarai Barat, Asosiasi Kapal Angkutan Wisata Manggarai Barat, PHRI Manggarai Barat, Persatuan Penyelam Professional Komodo (P3K) dan Koperasi Taxi Bandara (Flores Today).
"Dari total tour guide 350 orang yang ada di Labuan Bajo, akan kehilangan mata pencaharian tur dan kehilangan request tour dari agen-agen travel dan rekomendasi langsung dari tamu," ungkap Rafael kepada Kompas.com, Minggu (16/12). Dampak lainnya, lanjut Rafael, yakni akan menurunkan pendapatan bagi masyarakat Manggarai Barat, yang sumber perekonomian dari pariwisata seperti pengusaha hotel, restoran, warung kopi, kuliner, pasar lokal, perahu, petani, nelayan, peternak dan sebagainya. Khusus untuk pemandu DPC HPI Manggarai Barat, lanjut Rafael, yang sehari-hari selaku garda terdepan pariwisata Manggarai Barat, mereka mendengar dan mengalami sendiri komplain dari tamu wisatawan asing maupun wisatawan domestik, bahwa harga tiket sekarang sebesar Rp 350.000 sudah sangat mahal. Apalagi bila harga tiket itu dinaikan tarifnya menjadi 500 dollar Amerika Serikat. "Dampak buruk yang sudah dan sedang dialami oleh travel agency lokal Labuan Bajo saat ini, adalah di mana wisatawan yang sudah dan sedang berencana melakukan tur dan bahkan yang telah melakukan pemesanan tour package ke komodo melalui travel agency telah membatalkan bookingan turnya dengan alasan rencana kenaikan tarif masuk TNK yang sangat mahal," ujar dia. Menurut Rafael, agen perjalanan wisata akan kurang percaya diri untuk memberikan informasi yang akurat dan menjawab secara pasti berbagai pertanyaan wisatawan yang berencana melakukan perjalanan wisata ke komodo. Sejumlah pertanyaan yang selalu disampaikan oleh wisatawan adalah apakah kenaikan itu akan terealisasi atau sebatas wacana, dan kalau wacana kenaikan tarif masuk ini akan di realisasikan, kapan mulai pemberlakuannya.
Agen perjalanan, kata Rafael, akan dianggap sebagai pembohong dan tidak dapat diandalkan dalam memberikan informasi yang tepat dan jelas kepada wisatawan. Tentu saja ini berdampak pada ketidak percayaan oleh wisatawan terhadap agen perjalanan karena tidak bisa memberikan informasi yang akurat soal realisasi tarif masuk ini. Agen perjalanan, sebut Rafael, tentunya akan melakukan pemecatan terhadap karyawannya apabila banyak wisatawan yang akan membatalkan perjalanan ke komodo atau Labuan Bajo akibat dari wacana kenaikan tarif masuk ke TNK. "Karena itu, kami meminta Gubernur NTT melakukan press rilis mencabut pernyataan wacana kenaikan tarif 500 dollar Amerika Serikat," ujar dia. (Sigiranus Marutho Bere) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Dampak Pernyataan Gubernur NTT Naikan Tarif Masuk ke Pulau Komodo" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .