Dampak Tarif Cukai Terhadap Kinerja Emiten MBDK dan Saham Rekomendasi Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Sentimen negatif membayangi kinerja emiten produsen minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK). Salah satunya, bisnis mereka dibayangi implementasi kebijakan tarif cukai minuman berpemanis di tahun ini.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, melihat, penerapan tarif cukai minuman berpemanis berpotensi menaikkan beban pokok penjualan. Ini akan memengaruhi kemampuan mereka menghasilkan laba. 

"Tarif cukai jelas akan berdampak pada kinerja emiten di sektor ini," ungkap Azis, Jumat (21/6).


Baca Juga: Kinerja Emiten Minuman Ringan Diprediksi Tertekan Daya Beli, Cek Rekomendasi Sahamnya

Meski begitu, kata Azis, porsi penjualan MBDK di beberapa emiten tidak begitu besar. Contohnya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Cisarua Mountain Diary Tbk (CMRY). Penjualan makanan di ketiga emiten tersebut justru memiliki porsi yang lebih besar.

Meski begitu, saat ini daya beli masyarakat masih cenderung melambat. Terlebih, pada semester II-2024, ada sejumlah libur perayaan hari besar. 

"Kondisi ini cenderung membuat konsumsi masyarakat menurun," jelas Azis.

Senada, Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas, Lionel Priyadi, mencermati, daya beli konsumen kelas menengah semakin tergerus akibat aktivitas bisnis terus melemah. 

Seiring itu, permintaan barang konsumsi akan tertekan di kuartal dua hingga kuartal tiga tahun ini.

Baca Juga: Pemerintah Masih Gamang Terapkan Cukai Minuman Berpemanis

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, ada sejumlah saham emiten MBDK yang patut dicermati. 

Secara teknikal, dia merekomendasikan speculatif buy saham MYOR dengan target harga Rp 2.480–Rp 2.540 dan saham PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) dengan target Rp 1.875–1.925.

Herditya juga menyarankan buy on weakness ICBP dengan target harga Rp 10.700 – Rp 11.000 dan wait and see CMRY dengan support Rp 4.820 dan resistance Rp 5.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli