Dampak wabah virus corona, pengguna PrivyID melonjak hingga 350%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PrivyID, perusahaan penyedia solusi identitas digital dan tandatangan mengklaim penggunanya mengalami kenaikan yang signifikan di tengah wabah corona.

CEO PrivyID Marshall Pribadi mengatakan, berdasarkan bulan Februari hingga Maret lalu pihaknya mencatat pengguna naik 350%. Ia menambahkan, sebelum adanya pandemi Covid-19 pengguna PrivyID hanya meningkat 20% di setiap bulannya.

Baca Juga: Di tengah physical distancing akibat Covid-19, PrivyID berikan layanan gratis


Menurutnya, lonjakan terjadi karena tak sedikit dari perusahaan yang telah menerapkan sistem Work From Home (WFH). “Kalau berdasarkan data, sebanyak 70% pengguna berdomisili di Jabodetabek dengan rentang usia 25-45 tahun. Sementara di luar Jabodetabek hanya 30%, ” Ujarnya kepada Kontan.co.id Sabtu, (18/4).

Meski begitu, Marshall mengatakan di tengah pandemi Covid-19 ia menilai terdapat beberapa kendala yang tengah dihadapi. Menurutnya, memberikan pelatihan melalui video call kepada pengguna turut menjadi tantangan. Sebab, hal itu dilakukan secara online sehingga membutuhkan waktu yang memadai.

“Terkait kendala, PrivyId melakukan training kepada pengguna melalui video call. Untuk memberikan pelatihan secara online tanpa tatap muka tentu akan sulit,” Tambahnya.

Perlu diketahui, hingga saat ini PrivyId mencatat terdapat 350 perusahaan yang telah menggunakan aplikasi tersebut. Karena dinilai memiliki peluang, Marshall optimis tahun ini pihaknya dapat membidik 1.000 perusahaan.

Baca Juga: Modal Ventura Menunda Investasi ke Startup

Marshall bilang, untuk mencapai target tersebut pihaknya akan memberikan layanan PrivyID secara gratis kepada penggunanya. Ia menambahkan, pihaknya akan gencar melakukan kampanye terhadap program tersebut. Sehingga, diharapkan nantinya tak sedikit dari perusahaan yang menggunakan PrivyID.

“Layanan PrivyID akan diberikan secara gratis kepada pengguna selama WFH. Sampai saat ini PrivyID fokus untuk mengkampanyekan program gratis tersebut agar 1.000 perusahaan yang kami targetkan dapat tercapai,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .