JAKARTA. Perum Damri bersiap mengurangi armada bus yang beroperasi, guna mengantipasi susutnya jumlah penumpang pasca kenaikan BBM bersubsidi. Direktur Usaha Perum Damri Bagus Wisanggeni mengatakan, penurunan jumlah penumpang akibat kenaikan BBM kali ini tidak akan sedrastis tahun 2005 lalu. Pasalnya, persaingan dengan moda tranportasi lainnya, khususnya dengan angkutan udara tidak seketat dulu lagi.”Kalau tahun 2005 lalu jumlah penumpang memang menyusut drastis. Sebab selain BBM naik, pada saat itu persaingan dengan angkutan udara sangat ketat,” kata Bagus di Jakarta, hari ini. Menurut Bagus, pada 2005, Damri mengurangi armada bus yang beroperasi hingga 20%. Selain itu, Damri juga menutup beberapa rutenya seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Purwokerto, dan Jakarta Palembang. ”Bahkan, kami juga menutup beberapa kantor cabang,” tambah Bagus. Namun, ia memperkirakan dampak kenaikan BBM kali ini tidak akan separah tahun 2005, sehingga langkah efisiensi tidak sampai menutup rute dan kantor cabang.Bagus memperkirakan efisiensi yang dilakukan sebatas mengurangi armada bus, itu pun hanya 10% saja. Damri akan melakukan evaluasi dulu terhadap rute sebelum memutuskan pengurangan frekuensi perjalanannya. ”Saat ini kami benar-benar fokus melakukan evaluasi rute,” ucapnya. Pengurangan armada bus nanti akan difokuskan pada rute-rute yang tingkat isian penumpangnya jeblok. Di antara rute yang masuk kategori itu adalah Palembang-Purworejo dan Jambi-Ponorogo.Rute tersebut tidak akan ditutup sama sekali. ”Saat ini kami hanyalah mengurangi frekuensinya saja,” ujarnya. Rute tersebut tidak dihapus karena Damri sudah memiliki pelanggan tetap.
Damri Akan Kurangi Armada Bus
JAKARTA. Perum Damri bersiap mengurangi armada bus yang beroperasi, guna mengantipasi susutnya jumlah penumpang pasca kenaikan BBM bersubsidi. Direktur Usaha Perum Damri Bagus Wisanggeni mengatakan, penurunan jumlah penumpang akibat kenaikan BBM kali ini tidak akan sedrastis tahun 2005 lalu. Pasalnya, persaingan dengan moda tranportasi lainnya, khususnya dengan angkutan udara tidak seketat dulu lagi.”Kalau tahun 2005 lalu jumlah penumpang memang menyusut drastis. Sebab selain BBM naik, pada saat itu persaingan dengan angkutan udara sangat ketat,” kata Bagus di Jakarta, hari ini. Menurut Bagus, pada 2005, Damri mengurangi armada bus yang beroperasi hingga 20%. Selain itu, Damri juga menutup beberapa rutenya seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Purwokerto, dan Jakarta Palembang. ”Bahkan, kami juga menutup beberapa kantor cabang,” tambah Bagus. Namun, ia memperkirakan dampak kenaikan BBM kali ini tidak akan separah tahun 2005, sehingga langkah efisiensi tidak sampai menutup rute dan kantor cabang.Bagus memperkirakan efisiensi yang dilakukan sebatas mengurangi armada bus, itu pun hanya 10% saja. Damri akan melakukan evaluasi dulu terhadap rute sebelum memutuskan pengurangan frekuensi perjalanannya. ”Saat ini kami benar-benar fokus melakukan evaluasi rute,” ucapnya. Pengurangan armada bus nanti akan difokuskan pada rute-rute yang tingkat isian penumpangnya jeblok. Di antara rute yang masuk kategori itu adalah Palembang-Purworejo dan Jambi-Ponorogo.Rute tersebut tidak akan ditutup sama sekali. ”Saat ini kami hanyalah mengurangi frekuensinya saja,” ujarnya. Rute tersebut tidak dihapus karena Damri sudah memiliki pelanggan tetap.