Dana asing di pasar SBN terus tumbuh



KONTAN.CO.ID - Sejak awal tahun, jumlah dana asing di surat berhaga negara (SBN) terus naik. Namun gejolak geopolitik antara Amerika Serikat dan Korea Utara bisa memicu keluarnya dana asing dari pasar domestik. Toh, analis melihat dampaknya ke pasar obligasi hanya sementara.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan per 11 Agustus 2017, investor asing masih mencatatkan kepemilikan di SBN sebesar Rp 781,74 triliun, atau tumbuh  17,01% sejak awal tahun (ytd). 

Tapi akhir pekan lalu (11/8), dana asing turun Rp 1,87 triliun dibandingkan dengan hari sebelumnya, yang mencapai Rp 783,61 triliun. Jadi ada sekitar Rp 1,72 triliun keluar dari efek surat utang negara (SUN) dan Rp 150 miliar dari efek sukuk negara.


Anil Kumar, Fixed Income Fund Manager Ashmore Asset Management Indonesia, mengatakan, keluarnya dana asing akhir pekan kemarin disebabkan oleh sejumlah surat utang yang jatuh tempo akhir-akhir ini. Di antaranya adalah SUN seri FR0067 yang jatuh tempo pada 1 Juni 2017 dan SUN seri FR0028 jatuh tempo pada 15 Jul 2017. Lazimnya, saat SUN jatuh tempo, maka harganya akan turun, sehingga investor juga keluar dari surat utang tersebut.

Dari sisi global, Anil melihat potensi konflik geopolitik Korea Utara dan Amerika Serikat juga memberikan sentimen negatif. Pasalnya, investor akan memilih aset dari negara safe haven. "Namun dampaknya hanya jangka pendek," kata Anil, kemarin.

Analis Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) Nicodimus Anggi Kristiantoro mengatakan, dana investor asing di SBN naik juga disebabkan oleh membaiknya fundamental ekonomi domestik. Inflasi yang terkendali, suku bunga rendah, dan kurs rupiah yang stabil, memberikan sentimen positif bagi pasar SBN. 

Selain itu peringkat investment grade dari S&P serta proyeksi kenaikan peringkat dari lembaga lainnya semakin meyakinkan investor asing untuk menanamkan dananya ke pasar obligasi indonesia. "Terlebih lagi, imbal hasil obligasi Indonesia masih tinggi dibandingkan negara-negara di kawasan regional lainnya, ini juga turut menjadi pertimbangan," kata Nico. 

Hingga akhir tahun nanti, Anil menilai porsi kepemilikan investor asing di SBN bisa mencapai sekitar 39% hingga 40% terhadap total SBN yang beredar. Anil menyarankan, investor melakukan aksi beli pada SUN jangka panjang. Prospek SUN ini positif karena didukung inflasi domestik yang relatif rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati