Dana Asing di SBI dan SUN Beringsut Naik



JAKARTA. Duit yang tersimpan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN) semakin tergerus. Namun, dana asing yang masuk ke dua instrumen ini beringsut naik.

Asal tahu saja, pada lelang Kamis lalu (29/8), dana asing yang bercokol di SBI mencapai Rp 50,2 triliun dari outstanding sebesar Rp 149,9 triliun. Dibandingkan pekan lalu, dana asing di SBI meningkat Rp 980 juta. Sedangkan total dana yang ada di SBI turun Rp 3,97 triliun.

Dana asing di SUN juga terus menanjak sejak awal Agustus lalu. Kini, dana asing di SUN mencapai Rp 105,8 triliun atau Rp 1,2 triliun lebih tinggi dibandingkan pekan lalu. Sebaliknya, outstanding dana di SUN turun Rp 6,83 triliun dibanding pekan lalu menjadi Rp 524,3 triliun.


Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Tony Prasentiantono mengatakan, adanya kenaikan dana asing kali ini belum bisa mencerminkan pulihnya kontribusi dana asing ke SBI maupun ke SUN. Selain itu, asing juga masih belum mendapat kepastian dari sikap otoritas moneter baik mengenai BI rate, bunga LPS, bunga deposito bank-bank hingga tingkat inflasi. "Sinyal dari otoritas moneter membingungkan," kata Tony.

Tony menilai, saat ini para investor sedang berada di persimpangan jalan. Oleh karena itu, dana asing justru terpecah ke beberapa portofolio. "Peluang paling besar di pasar saham," katanya. Soalnya, harga saham sekarang sudah termasuk murah dan saatnya untuk beli.

Selain saham, valas juga kian diminati investor. Saat ini, harga dolar sudah tergolong murah dengan terapresiasinya rupiah. Namun, pasar menilai, kondisi ini akan berbalik setelah Amerika Serikat mendapatkan pimpinan baru dan mendapat penyegaran perekonomian. Tony memprediksi, dolar akan kembali kuat pada akhir tahun. Saat inilah investor mendulang rupiah dan masuk lagi pada SUN dan SBI.

Sementara itu, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk Martin Panggabean menilai, peningkatan dana asing ini menunjukkan bahwa asing masih tertarik untuk menanamkan dananya di SBI dan SUN. "Dana yang masuk akan lebih banyak di SBI," kata Martin.

Alasannya, pasar masih berharap Bank Indonesia bakal menaikkan suku bunga acuan sehingga imbal hasil SBI memiliki  potensi untuk naik juga. Apalagi, dengan kondisi ekonomi yang masih membingungkan, pasar merasa lebih nyaman menaruh uangnya di instrumen jangka pendek seperti SBI. Ke depannya, Martin melihat SUN dan SBI masih berpotensi naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie